Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Beban Utang AS Naik Gara-Gara Lonjakan Pinjaman Mahasiswa Macet

Ilustrasi Bendera AS (freepik.com/wirestock)
Ilustrasi Bendera AS (freepik.com/wirestock)
Intinya sih...
  • Lonjakan pinjaman mahasiswa macet pada kuartal II-2025: 3 persen dari total utang konsumen di AS menunggak pembayaran selama 90 hari
  • Tingkat kredit macet untuk pinjaman mahasiswa mencapai 12,9 persen
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bank Sentral Federal Reserve Bank of New York merilis laporan pada Selasa (5/8/2025), tentang kondisi utang rumah tangga di Amerika Serikat (AS) pada kuartal II tahun ini. Laporan tersebut menyoroti kenaikan tajam pada proporsi pinjaman macet, terutama dari sektor pinjaman mahasiswa.

Pada periode April hingga Juni 2025, persentase utang konsumen AS yang berada dalam kategori macet berat meningkat menjadi yang tertinggi sejak awal 2020. Angka terbaru menunjukkan lonjakan signifikan utang pinjaman mahasiswa yang menunggak pelunasan.

1. Lonjakan pinjaman mahasiswa macet pada kuartal II-2025

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Keira Burton)

Federal Reserve Bank of New York mengungkapkan, selama kuartal II-2025, sebesar 3 persen dari total utang konsumen di AS telah menunggak pembayaran setidaknya selama 90 hari. Angka ini naik dari 2,8 persen pada kuartal I-2025. Laporan tersebut menyoroti lonjakan utang pinjaman mahasiswa sebagai penyebab utama meningkatnya tingkat tunggakan berat tahun ini.

Pada periode yang sama, tingkat kredit macet untuk pinjaman mahasiswa melonjak mencapai 12,9 persen. Ini merupakan rekor tertinggi dalam 21 tahun terakhir, menurut data resmi yang dirilis oleh Federal Reserve Bank of New York.

“Dalam kuartal ini, transisi utang rumah tangga ke kategori macet berat sangat bervariasi, dengan pinjaman mahasiswa terus naik, sedangkan kredit mobil dan kartu kredit cenderung stabil,” ucap Joelle Scally, Economic Policy Adviser pada The New York Fed melalui siaran pers, dikutip Yahoo Finance.

“Lonjakan pada pinjaman mahasiswa ini terjadi akibat berakhirnya periode pembekuan pembayaran selama pandemi COVID-19, sehingga banyak utang lama yang menunggak baru mulai tercatat dalam laporan kredit sejak awal tahun 2025," tambah Scally.

2. Implikasi kenaikan kredit macet terhadap ekonomi rumah tangga

ilustrasi kredit macet  (pexels.com/Monstera)
ilustrasi kredit macet (pexels.com/Monstera)

Total utang rumah tangga di AS tercatat meningkat sebesar 185 miliar dolar AS (Rp3,02 kuadriliun) menjadi 18,39 triliun dolar AS (Rp300,9 kuadriliun) pada akhir Juni 2025. Kenaikan ini setara dengan 1 persen dari kuartal sebelumnya. Seiring kenaikan utang, proporsi utang dalam kondisi macet—baik ringan maupun berat—turut meningkat ke angka 4,4 persen di akhir kuartal II tahun ini.

Laporan tersebut juga menyampaikan, pertumbuhan utang terbesar disumbang oleh sektor perumahan dan pinjaman mahasiswa. Pada akhir Juni 2025, nominal utang pinjaman mahasiswa di AS mencapai 1,64 triliun dolar AS (Rp26,8 kuadriliun). Dalam periode ini, gangguan pembayaran akibat pembekuan selama pandemik menyebabkan lonjakan drastis pinjaman mahasiswa yang menjadi macet.

3. Prediksi dan pengawasan terhadap tren kredit macet mendatang

Ilustrasi kredit (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi kredit (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan hasil laporan dan analisis, para peneliti di New York Fed memperkirakan tren kenaikan kredit macet, khususnya untuk pinjaman mahasiswa, akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan. Mereka mencatat lonjakan tunggakan setelah berakhirnya moratorium pembayaran menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit macet di segmen ini.

“Kami memonitor dengan seksama kondisi debitur, terutama setelah berakhirnya kebijakan penangguhan pembayaran. Tingkat kredit macet di segmen mahasiswa diperkirakan masih akan naik hingga setara atau melebihi masa sebelum pandemik," ujar Joelle Scally saat sesi tanya jawab bersama media.

“Kondisi ini bisa berdampak ganda. Jika individu kesulitan membayar pinjaman mahasiswa, mereka mungkin juga mulai menunggak pembayaran pada kredit mobil atau kartu kredit,” kata analis senior Ted Rossman, dikutip American Banker.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us