Begini Strategi Pupuk Kaltim Wujudkan Desa Mandiri dan Inovatif

- Program PKT BISA melibatkan 175 anggota dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dusun Babadan.
- Pupuk Kaltim meraih penghargaan Gold CSR dan Pembangunan Desa Berkelanjutan (CSR PDB) Award 2025.
- Menteri Desa PDT mengajak BUMN dan swasta untuk berkolaborasi dalam pembangunan desa di Indonesia.
Jakarta, IDN Times - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus memperkuat ekonomi masyarakat pedesaan lewat program Pertanian Kompos Terpadu untuk Babadan Inovatif dan Sejahtera (PKT BISA) yang berjalan sejak 2022 di Dusun Babadan, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Direktur Manajemen Risiko Pupuk Kaltim, Teguh Ismartono mengungkapkan, program PKT BISA dirancang untuk mendorong ekonomi sirkular di wilayah pedesaan, melalui integrasi pengembangan potensi lokal secara optimal. Hal tersebut mulai dari bidang pertanian, peternakan, perikanan, pengolahan kompos, UMKM hingga koperasi dalam satu sistem yang saling mendukung berbasis zero waste.
Sistem tersebut memungkinkan seluruh hasil produksi dan limbah dari satu kegiatan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kegiatan lain. Misalnya limbah organik dari sektor pertanian diolah menjadi kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah, sementara hasil samping dari peternakan seperti kotoran ternak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pupuk organik yang digunakan kembali untuk tanaman.
"Begitu pula hasil perikanan dan sektor UMKM diintegrasikan dalam rantai nilai untuk menciptakan siklus ekonomi lokal yang efisien, berkelanjutan dan ramah lingkungan," ujar Teguh, dikutip Minggu (19/10/2025).
1. Program PKT BISA libatkan 175 anggota

Teguh pun menjelaskan, program PKT BISA melibatkan 175 anggota dan diklaim terbukti meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dusun Babadan. Dari sektor pertanian, produktivitas lahan meningkat berkat penggunaan pupuk kompos hasil olahan sehingga mampu menekan biaya produksi sekaligus menjaga kualitas tanah.
Sementara di sektor peternakan dan perikanan, masyarakat juga mampu mengelola pakan secara mandiri dari limbah pertanian dan kompos organik. Hasilnya, rantai produksi menjadi lebih efisien dan memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan bagi seluruh anggota kelompok.
Selain itu, keberadaan koperasi dan UMKM yang menjadi bagian integral PKT BISA turut mendorong peningkatan kapasitas ekonomi lokal. Produk olahan seperti kompos, hasil pertanian organik, hingga produk turunan peternakan kini tidak hanya dikonsumsi secara lokal, tetapi juga dipasarkan ke luar Magetan.
Dengan sistem usaha kolektif dan dukungan manajemen koperasi, kelompok ini berhasil menciptakan rantai ekonomi baru yang menumbuhkan kemandirian finansial masyarakat.
"Pupuk Kaltim melihat potensi di Dusun Babadan karena masyarakatnya memiliki semangat gotong royong dan sumber daya alam yang mendukung. Kami hanya berperan sebagai katalis, memberikan pendampingan serta dukungan teknis agar masyarakat bisa mengoptimalkan potensi tersebut secara mandiri," tutur Teguh.
2. Raihan penghargaan dari Kemendes PDT

Adapun program di Dusun Babadan itu disebut Teguh sejalan dengan strategi Creating Shared Value (CSV) perusahaan yang menekankan pada penciptaan nilai bersama sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Ke depannya, kata Teguh, Pupuk Kaltim akan terus memaksimalkan program PKT BISA, dengan kesinambungan pendampingan untuk penguatan kapasitas masyarakat pengelola program.
Atas berjalannya program PKT BISA, Pupuk Kaltim pun sukses menyabet penghargaan kategori Gold CSR dan Pembangunan Desa Berkelanjutan (CSR PDB) Award 2025, yang digelar Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF) bersama Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT).
"Penghargaan ini pun menjadi motivasi bagi Pupuk Kaltim untuk memperluas model pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi sirkuler, sehingga mampu memberikan manfaat lebih luas. Terlebih PKT BISA merupakan bentuk nyata social investment yang direalisasikan Pupuk Kaltim dalam membangun kemandirian dan produktivitas masyarakat," tutur Teguh.
3. Masih banyak desa yang butuh untuk tumbuh dan berkembang

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto pun mengapresiasi kontribusi Pupuk Kaltim beserta perusahaan lain yang meraih penghargaan CSR PDB Award 2025, karena dinilai memiliki komitmen dan kepedulian tinggi terhadap pembangunan desa di Indonesia.
Yandri mengatakan, saat ini masih banyak desa di Indonesia yang butuh pendampingan korporasi untuk tumbuh dan berkembang. Bahkan lebih dari 10.000 desa tertinggal dan sangat tertinggal belum menikmati aliran listrik, sarana pendidikan yang memadai, hingga sumber air bersih dan sebagainya.
Untuk itu, Yandri mengajak BUMN maupun swasta untuk terus berkolaborasi mengentaskan persoalan besar tersebut, mengingat desa memegang peran penting dalam pembangunan nasional. Hal itu sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto bahwa membangun dari desa dan dari bawah merupakan langkah untuk pemerataan ekonomi sekaligus pengentasan kemiskinan.
"Untuk itu kami mengajak semua pihak, baik BUMN maupun swasta, untuk terus berlomba menggeser air mata kemiskinan menjadi kebahagiaan. Semoga dengan penghargaan ini, kita akan semakin semangat dan termotivasi untuk secara bersama membangun Indonesia dari desa ” tutur Yandri.