BEI Targetkan Tambah 50 Pengguna Bursa Karbon di 2024

Jakarta, IDN Times - Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan bahwa pihaknya akan mengembangkan berbagai potensi bursa karbon untuk dapat mencapai target tambahan 50 pengguna jasa pada 2024.
“Kami menargetkan paling tidak ada penambahan sekitar 50 lagi pengguna jasa dan kita belum membuka atau meng-unlock seluruh potensi kita,” ujar Jeffrey dalam CNBC Market Outlook 2024 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (15/2/2024), dilansir ANTARA.
1. Bursa karbon baru mengeksplorasi sektor energi

Ia mengatakan, bahwa bursa karbon tersebut baru mengeksplorasi sektor energi, sehingga untuk mencapai target penambahan pengguna baru, tahun ini pihaknya berencana untuk mengembangkan potensi-potensi di sektor lainnya, seperti kehutanan, industri, dan limbah.
“Potensi itu semua harus kita garap sebaik-baiknya untuk memberikan keuntungan yang optimal bagi investor kita,” ujar Jeffrey.
2. Baru dibuka untuk perusahaan lokal

Selain itu, ia mengatakan, bahwa transaksi dalam bursa karbon Indonesia pun baru dibuka hanya untuk perusahaan lokal, dan belum untuk perusahaan asing. Bursa karbon Indonesia juga belum melibatkan pelaku retail maupun anggota bursa sebagai broker.
Walaupun belum semua potensi dimaksimalkan, menurut Jeffrey, bursa karbon Indonesia memiliki kinerja yang cukup baik dibandingkan dengan bursa karbon Malaysia maupun Jepang yang diluncurkan dalam periode yang hampir bersamaan.
3. Sudah ada 46 pengguna jasa per akhir 2023

Saat bursa tersebut diluncurkan pada September 2023, BEI mencatat ada 15 pengguna jasa. Jumlah tersebut meningkat menjadi 46 pengguna jasa pada akhir 2023.
“Kalau kita membandingkan ketiga bursa karbon ini, volume perdagangan di bursa karbon kita itu tiga kali lipat dari apa yang dicapai oleh bursa Malaysia. Demikian juga dengan bursa di Tokyo, kita jauh lebih besar,” ujarnya.