Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (dok Kementerian Perhubungan)
Ilustrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (dok Kementerian Perhubungan)

Jakarta, IDN Times - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memprediksi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan balik modal dalam waktu 38 tahun. Prediksi itu dilontarkan Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, pada 9 November 2022, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI.

Proyeksi itu dilontarkan saat peresmian KCJB ditargetkan bisa berlangsung pada Juni 2023. Sementara itu, saat ini operasional KCJB ditargetkan pada 1 Oktober 2023. Artinya, telah mundur jauh dari target.

"Sesuai perhitungan feasibility study itu 38 tahun," kata Didiek dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (9/11/2022).

1. Target balik modal 38 tahun tergantung pada okupansi dan tarif tiket

Uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dengan menggabungkan dua rangkaian kereta. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Menurut Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Aditya Dwi Laksana, target tersebut sangat bergantung dengan okupansi KCJB dan tarif yang ditetapkan.

Saat ini, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sendiri menurunkan target penumpang dari 31 ribu orang per hari menjadi 10 ribu orang per hari.

"Jadi untuk 38 tahun apakah bisa tercapai atau lebih sangat tergantung pada realisasi okupansi, besaran tarif yang kompetitif dan nilai pendapatan di luar tiket yang bisa dihasilkan," kata Aditya saat dihubungi IDN Times, Jumat (15/9/2023).

Adapun tarif KCJB sendiri diusulkan sebesar Rp250 ribu. Namun, tarif tersebut belum termasuk kereta feeder ke Stasiun Bandung. KCIC mengusulkan tiket bundling dengan kereta feeder sebesar Rp300 ribu.

2. Pemerintah harus beri insentif buat percepat pengembalian investasi

Gerbong kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang diprediksi akan beroperasi Juli 2023. (Dokumentasi Kementerian Perhubungan)

Aditya mengatakan untuk mempercepat proyeksi balik modal, operasional KCJB harus berjalan dengan baik, sehingga perusahaan bisa 'panjang umur'. Namun, menurutnya dengan banyaknya tantangan selama pembangunan KCJB, pemerintah harus mendukung dengan berbagai insentif.

"Fasilitas pinjaman lunak dari bank BUMN. Tarif khusus listrik dan sewa pita frekuensi GSM di masa awal operasi KCJB. Kemudahan perizinan dan pengadaan lahan untuk pengembangan bisnis komersial KCIC. Itu adalah contoh insentif dan dukungan yang bisa diberikan oleh pemerintah ke KCIC," ujar Aditya.

3. Perpanjangan masa konsesi juga perlu diberikan

Uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada Kamis (22/6/2023). (IDN Times/Aldila Muharma)

Selain itu, menurutnya percepatan pengembalian investasi juga perlu didukung dengan perpanjangan konsesi. Sehingga, KCJB bisa balik modal sesuai target, atau bahkan lebih cepat.

"Misalnya KCIC bisa diberikan dukungan berupa perpanjangan masa konsesi lebih dari 50 tahun agar masa pengembalian modal dan pencapaian keuntungan lebih maksimal," ujar Aditya.

Editorial Team