Inflasi 0,9 Persen di Juni 2025, Beras hingga Emas Perhiasan Biangnya

Intinya sih...
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar bulanan.
Cabai merah dan bensin mencatatkan deflasi, sementara komponen harga bergejolak alami inflasi tertinggi.
Seluruh komponen penyusun IHK mengalami inflasi pada Juni 2025, dengan komponen harga bergejolak mencatat inflasi tertinggi.
Jakarta, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2025 mengalami inflasi sebesar 0,19 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy), tingkat inflasi tercatat sebesar 1,87 persen.
“Terjadi kenaikan IHK dari 108,07 pada Mei 2025 menjadi 108,27 pada Juni 2025. Dengan demikian, Juni kembali mengalami inflasi setelah sebelumnya mencatat deflasi pada Mei,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, di Kantor Pusat BPS, Selasa (1/7/2025).
1. Kelompok penyumbang inflasi
Penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil sebesar 0,13 persen. Komoditas utama yang mendorong inflasi pada kelompok ini adalah:
Beras, dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen,
Tarif angkutan udara, sebesar 0,04 persen,
Cabai rawit, sebesar 0,03 persen,
Bawang merah, tomat, dan emas perhiasan, masing-masing menyumbang 0,02 persen.
“Komoditas-komoditas ini menjadi pendorong utama inflasi pada Juni 2025,” tegas Pudji.
2. Cabai merah dan bensin catatkan deflasi
Meski demikian, terdapat beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi, antara lain:
Cabai merah dan bawang putih, masing-masing dengan andil deflasi sebesar 0,03 persen,
Bensin, dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen.
3. Komponen harga bergejolak alami inflasi tertinggi
Secara keseluruhan, seluruh komponen penyusun IHK mengalami inflasi pada Juni 2025. Berikut rinciannya:
Komponen harga bergejolak mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,77 persen, dengan andil terhadap inflasi nasional sebesar 0,13 persen. Komoditas penyumbangnya meliputi beras, cabai rawit, bawang merah, dan tomat.
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi 0,09 persen, dengan andil 0,02 persen. Penyumbang utama inflasi dari kelompok ini adalah tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan sigaret kretek mesin (SKM).
Komponen inti mencatat inflasi sebesar 0,07 persen, dengan andil sebesar 0,04 persen, didorong terutama oleh emas perhiasan.