Ilustrasi transaksi ekonomi. (IDN Times/Aditya Pratama)
Lebih lanjut, kinerja kredit perbankan sangat terkait dengan perkembangan ekonomi nasional. Sisi permintaan, pertumbuhan kredit terutama didorong oleh sektor industri pertambangan dan jasa sosial. Sementara itu, kontribusi sektor konstruksi dan perdagangan terhadap pertumbuhan kredit masih terbatas, seiring dengan pola pertumbuhan sektoral ekonomi Indonesia.
Tak hanya itu, BI pun menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari semula 3,2 persen menjadi 2,9 persen. Penyesuaian ini didasarkan pada risiko pelemahan ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan China, serta potensi pelemahan di negara-negara lain akibat perang tarif antara AS dan China.
"Ketidakpastian perekonomian global makin tinggi didorong kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). Pengumuman kebijakan tarif resiprokal AS awal April 2025, serta langkah retaliasi oleh China dan kemungkinan dari sejumlah negara lain meningkatkan fragmentasi ekonomi global dan menurunnya volume perdagangan dunia," ungkapnya.