Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global 2025 karena Tarif Trump

ilustrasi ekonomi dunia (pixabay.com/StockSnap)
Intinya sih...
  • IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,5 persen akibat kebijakan tarif AS
  • AS dan China mengalami penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi, menimbulkan ketidakpastian investasi global

Jakarta, IDN Times – Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini sebesar 0,5 persen.

Laporan World Economic Outlook dirilis dalam “situasi luar biasa” setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menaikkan dan menambah berbagai tarif awal April, hampir seluruh negara mengalami revisi turun akibat kebijakan tersebut dan lonjakan ketidakpastian global.

Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan turun dari 3,3 persen pada 2024 menjadi 2,8 persen di 2025, sebelum naik tipis ke 3 persen pada 2026. Angka ini lebih rendah 0,5 persen dari proyeksi Januari untuk 2025, dan lebih rendah 0,3 persen untuk 2026. IMF menyatakan peningkatan tajam tarif pada 2 April 2025, mendorong ketidakpastian ke level yang belum pernah terjadi.

“Kami memasuki era baru karena sistem global selama 80 tahun terakhir sedang diatur ulang,” kata kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas, dikutip dari The Independent, Rabu (23/4/2025).

Ia menjelaskan, kombinasi kebijakan dan balasan tarif telah mendorong tingkat tarif AS dan global ke posisi tertinggi dalam satu abad.

1. Ketidakpastian kebijakan perdagangaan ancam AS dan China

ilustrasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan AS menjadi 1,8 persen, turun 0,9 persen dari ramalan sebelumnya. Risiko resesi di negara tersebut kini diperkirakan mencapai 40 persen, naik dari 25 persen karena lemahnya konsumsi, ketegangan dagang, dan ketidakpastian arah kebijakan. Meski tidak memprediksi resesi secara langsung, IMF menilai peluangnya meningkat tajam.

China juga mengalami penurunan proyeksi, dari 4,6 persen menjadi 4 persen. IMF mencatat, meski beberapa tarif ditangguhkan, tingkat tarif efektif AS dan China tetap tinggi. Ketidakpastian arah kebijakan membuat pelaku pasar enggan berinvestasi dan memicu sentimen negatif secara global.

IMF memperingatkan eskalasi kebijakan balasan bisa memicu perang dagang, yang akan berdampak besar tidak hanya bagi AS dan China, tapi juga negara-negara di Asia dan Eropa. Banyak perusahaan global diprediksi akan menunda investasi atau memangkas pengeluaran.

2. Negara-negara Eropa alami revisi turun proyeksi ekonomi

Bendera Uni Eropa (pexels.com/Marco)

Dilansir dari BBC, Rabu (23/4), zona Eropa kini diprediksi tumbuh hanya 0,8 persen tahun ini, turun dari 1 persen dalam proyeksi Januari. Pertumbuhan diperkirakan membaik ke 1,2 persen pada 2026 karena dukungan belanja pemerintah Jerman. IMF menilai tekanan eksternal dan inflasi tinggi menjadi tantangan utama kawasan ini.

Inggris diproyeksi tumbuh 1,1 persen, turun 0,5 persen dari sebelumnya. Angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan Jerman yang diprediksi stagnan, serta Prancis dan Italia yang mengalami pertumbuhan lebih lambat. Inflasi Inggris juga direvisi naik menjadi 3,1 persen, tertinggi di antara negara-negara G7.

“IMF telah mengakui bahwa Pemerintah ini mendorong reformasi yang akan meningkatkan pertumbuhan jangka panjang di Inggris,” kata Menteri Keuangan Rachel Reeves.

Ia menyebut, Inggris sebagai negara Eropa dengan pertumbuhan tercepat di kelompok G7.

3. Negara lain hadapi tekanan serupa, investasi dunia terhambat

ilustrasi penataan keuangan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kanada mengalami pemangkasan proyeksi menjadi 1,4 persen dari sebelumnya 2 persen. IMF menyebut ketidakpastian tarif dan ketegangan geopolitik sebagai faktor utama penurunan tersebut. Sementara itu, Spanyol menjadi satu-satunya negara maju yang mengalami revisi naik untuk 2025, dari 2,3 persen menjadi 2,5 persen karena aktivitas rekonstruksi pascabanjir.

Penurunan paling tajam terjadi di Meksiko yang kini diperkirakan mengalami kontraksi 0,3 persen tahun ini. Sebelumnya, IMF memproyeksikan pertumbuhan sebesar 1,4 persen. IMF menilai kondisi ekonomi global sedang “dijalankan melalui ujian berat” akibat tingginya ketegangan perdagangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us