Budi Hartono Kembali Jadi Orang Terkaya RI, Geser Low Tuck Kwong

Posisi pertama orang terkaya di Indonesia versi Forbes adalah Robert Budi Hartono. Total kekayaan pengusaha berdarah Tionghoa tersebut berjumlah 25,9 miliar dolar atau setara dengan Rp397 triliun.

Kekayaan Robert tercatat mengalami penurunan sebesar 67 juta dolar AS (Rp1,03 triliun) atau minus 0,26 persen.

Angka kekayaan tersebut tentu saja tidak hanya didapatkan dengan berdiam diri. Budi tercatat mengelola beberapa bisnis yang membuatnya kaya, yaitu perbankan, pertambangan, teknologi, perusahaan rokok, dan lain sebagainya.

Di posisi kedua orang terkaya di Indonesia versi Forbes ada Michael Hartono. Saudara dari Budi Hartono itu punya harta kekayaan sebesar 24,8 miliar dolar AS atau sebesar Rp380 triliun.

Angka tersebut turun 64 juta dolar AS atau setara Rp980 miliar dibandingkan posisi sebelumnya. Harta kekayaan itu diperoleh Michael dari sejumlah bisnis seperti perbankan, pertambangan, teknologi, perusahaan rokok, dan lain sebagainya.

Orang terkaya di Indonesia nomor tiga adalah Low Tuck Kwong. Pria yang berasal dari Singapura, tetapi sudah memiliki paspor WNI tersebut memiliki kekayaan mencapai 24,6 miliar dolar AS atau setara Rp377 triliun.

Harta Low Tuck Kwong mengalami penurunan hingga 100 juta dolar AS (Rp1,5 triliun). Adapun bisnis utama yang menopang kekayaan pria 75 tahun tersebut adalah batu bara.

Posisi keempat orang terkaya di Indonesia ditempati pengusaha berdarah Tionghoa lainnya, yakni Prajogo Pangestu. Pria yang terlahir dengan nama Phang Djoem Phen tercatat memiliki harta kekayaan mencapai 7,5 miliar dolar AS (Rp115 triliun).

Harta Prajogo mengalami penurunan 0,29 persen sebesar 22 juta dolar AS atau setara Rp337 miliar.

Kekayaan Prajogo yang utama berasal dari industri petrokimia. Dia medapat banyak pundi-pundi dari perusahaan yang dimilikinya Barito Pacific, yang bergerak di berbagai bidang seperti Chandra Asri yang bergerak di industri petrokimia.

Selain itu, ada juga perusahaan yang dipegannya yaitu Star Energy Geothermal. Perusahaan ini merupakan produsen penghasil energi panas bumi terbesar di Indonesia.

Adapula Griya Idola yakni perusahaan yang mengembangkan dan mengelola ruang perkantoran dan penggunaan lahan yang diperlukan Barito Pacific, serta PT Indo Raya Tenaga sebagai produsen tenaga listrik mandiri.

Daftar orang terkaya di Indonesia nomor lima versi Forbes adalah Sri Prakash Lohia. Jumlah kekayaan pengusaha berdarah India tersebut mencapai 6,9 miliar dolar AS atau sama dengan Rp106 triliun.

Data Forbes menunjukkan adanya penurunan harta kekayaan Sri Prakash Lohia sebesar 0,02 persen atau sebesar 2 juta dolar AS (Rp31 triliun).

Kekayaan Prakash berasal dari perusahaan petrokimia, yakni Indorama. Perusahaan tersebut memiliki banyak anak perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, pupuk, petrokimia, dan sebagainya.

Indorama beroperasi di Indonesia, Malaysia, India, Nigeria, Uzbekistan, Senegal, dan Brasil.

Tahir dan keluarga merupakan orang terkaya keenam di Indonesia saat ini. Pengusaha keturunan Tionghoa tersebut tercatat memiliki harta kekayaan mencapai 5,9 miliar dolar AS atau setara Rp90,4 triliun.

Kekayaan Tahir mengalami kenaikan 0,57 persen atau 33 juta dolar AS (Rp506 miliar).

Tahir merupakan pendiri Mayapada Group yang bergerak di bidang medis, perbankan, dan juga real estate. Tahir menikah dengan Rosy Riady, anak dari Mochtar Riady, pendiri Lippo Group.

Orang terkaya Indonesia ketujuh adalah pria kelahiran Jakarta, yakni Chairul Tanjung. Kendati lahir di Jakarta, darah minang atau Sumatra Barat mengalir dalam dirinya berasal dari sang ayah, yakni Abdul Gafar Tanjung.

Chairul Tanjung atau yang kerap disapa 'Pak CT' tercatat memiliki kekayaan 4,9 miliar dolar AS atau Rp75,1 triliun. Harta CT tercatat naik 0,18 persen atau 9 juta dolar AS (Rp138 miliar).

Kekayaannya itu berasal dari perusahaannya, CT Corp yang bergerak di berbagai bidang, seperti media (Trans TV, Trans 7, detikcom, CNN Indonesia, CNBC Indonesia, dan sebagainya), perbankan (Bank Mega dan Allo Bank), dan juga dari sektor ritel yakni Trans Retail.

Posisi kedelapan orang terkaya Indonesia versi Forbes saat ini dipegang Djoko Susanto. Pria keturunan Tionghoa tersebut dikenal sebagai 'Bos Alfamart' dan tercatat memiliki kekayaan 4,5 miliar dolar AS atau Rp69 triliun.

Kekayaan Djoko mengalami kenaikan 3,04 persen atau 132 juta dolar AS (Rp2,02 triliun).

Djoko merupakan pendiri Alfamart, mini market yang memiliki lebih dari 19 ribu cabang di Indonesia, dan lebih dari 1.200 cabang di Filipina.

Orang terkaya nomor 9 di Indonesia versi Forbes adalah bos grup tambang Harita, Lim Hariyanto Sarwono.

Berdasarkan data Forbes Real Time Billionaires, harta kekayaan Lim Hariyanto kini sudah mencapai 4 miliar dolar AS atau senilai Rp61,3 triliun. Kekayaan Lim Hariyanto naik 0,19 persen atau 8 juta dolar AS (Rp123 miliar).

Taipan berdarah Tionghoa berusia 95 tahun tersebut mendapatkan kenaikan harta kekayaan setelah salah satu perusahaannya di Harita Group, yakni PT Trimegah Bangun Persada IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa waktu silam.

Di peringkat 10 orang terkaya Indonesia versi Forbes ada nama Dewi Kam. Dewi Kam jadi satu-satunya perempuan dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia saat ini.

Data Forbes menunjukkan, harta kekayaan pengusaha perempuan asal Tionghoa tersebut sebesar 4 miliar dolar AS atau Rp61,3 triliun. Kekayaan Dewi Kam turun 0,41 persen atau 16 juta dolar AS (Rp245 miliar).

Dewi Kam yang kini berusia 74 tahun, diketahui sudah lama malang melintang dalam dunia bisnis. Dewi Kam memiliki harta dari beberapa sumber, sebagian besar kekayaannya berasal dari saham minoritas di perusahaan tambang batu bara di Indonesia Bayan Resources.

Sahamnya di Bayan Resources meningkat tiga kali lipat pada 2022, di tengah krisis energi global.

Selain itu, Dewi Kam juga diketahui terlibat di dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto, yang berlokasi di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam proyek tersebut, Dewi Kam merupakan pemilik PT Sumber Energi Sakti Prima (SSP) yang bekerja sama dengan PT Bosowa Energi.

Dewi Kam juga menghadiri penandatanganan kontrak sebagai Presiden Komisaris PT Sumbergas Sakti Prima pada 2006 lalu, tepatnya saat Indonesia dan China melakukan kesepakatan kontrak proyek energi sebesar 3,56 miliar dollar AS.