ilustrasi musim tanam padi. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Bayu mengatakan, jika benar akan lahir era baru harga beras di level tinggi, maka akan menjadi tantangan berat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Namun, menurutnya hal itu sulit dihindari melihat lonjakan inflasi yang turut mengerek upah tenaga kerja.
“Tapi faktanya demikian, upah tenaga kerja naik, UMR naik, jadi upah tenaga informal akan naik. Inflasi sudah terjadi 2 atau 3 persenan, itu tetap terjadi kan, jadi beban hidup sudah naik, itu akan membuat upah tenaga desa sudah naik. Saya sudah bilang 50 persen biaya pertanaman padi itu tenaga kerja,” ucap Bayu.
Belum lagi biaya sewa lahan yang sudah melonjak akibat semakin sempitnya lahan pertanian. Hal itu disebabkan lahan pertanian sudah dikonversi untuk perumahan, dan sebagainya.
“Lahan makin sedikitm maka sewa lahan akan lebih mahal, jadi ongkos naik. Pupuk juga sudah naik. Dengan kenaikan secara internasional maupun bahan bakar, maka pupuk akan naik. Jadi biaya-biaya produksi itu sudah naik,” ujar Bayu.