Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dear Trader, Ini 3 Rekomendasi Saham Pekan Ini

ilustrasi IHSG (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kebakaran pada penutupan perdagangan awal pekan atau Senin (18/12/2023).

Berdasarkan data RTI, IHSG seharian terjebak di zona merah. IHSG pun ditutup pada level 7.119,52 atau anjlok 71,46 poin (-0,99 persen). Sebelumnya, IHSG ditutup menguat di level 7.190 atau naik 0,4 persen pada akhir perdagangan pekan lalu.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani menyatakan, secara teknikal saat ini IHSG berada di area resist dan berpotensi untuk menembus level resist tersebut.

Hal tersebut didukung oleh inflow asing yang besar dalam 2 hari perdagangan terakhir. Adapun total inflow dari investor asing pada 2 hari perdagangan terakhir mencapai Rp3,7 triliun.

"7.100 adalah area yang selama ini sulit ditembus sepanjang 2023," kata Dimas dalam pernyataan resminya, dikutip Senin (18/12/2023).

1. Top gainers dan top losers pekan lalu

Ilustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)

Penguatan IHSG pada minggu lalu tertopang top gainers IDX Sector Energy dan IDX Sector Financials. Terkait sektor energi, mayoritas komoditas menguat sepanjang minggu lalu seperti batu bara dan minyak mentah. Hal ini membuat harga saham emiten energi pun naik dan membuat sektor energi menjadi penopang untuk IHSG lalu.

Sementara itu terkait sektor perbankan, saham big banks naik seiring dengan aksi beli investor asing. Penguatan paling signifikan terjadi pada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA yang naik sebesar 5 persen sepanjang minggu lalu.

"Namun demikian, IHSG belum bergerak maksimal karena tersandera 2 sektor yang menjadi top losers, yakni IDX Sector Transportation & Logistic dan IDX Sector Technology," kata Dimas.

Menurut Dimas, sektor transportasi mengalami penurunan sebesar 4,5 persen sepanjang minggu lalu. Leader dalam sektor ini adalah emiten PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang terkena dampak tren naiknya harga avtur. Itu membuat beban pada emiten penerbangan ini meningkat. Harga saham GIAA melemah 2,4 persen sepanjang minggu lalu.

Sementara itu terkait sektor teknologi, mengalami pelemahan 1,9 persen sepanjang minggu lalu seiring dengan masih tingginya suku bunga saat ini. Sektor teknologi adalah sektor yang sangat sensitif terhadap kebijakan suku bunga.

2. Sentimen yang memengaruhi pasar modal pekan lalu

Ilustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Dimas, ada sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada minggu lalu. Pertama adalah sentimen suku bunga AS, kedua neraca dagang Indonesia, dan ketiga adalah inflasi AS.

Terkait suku bunga AS, pada Kamis lalu waktu AS, The Fed mengumumkan menahan suku bunga di level yang sama, yakni 5-5,25 persen. Namun, hal positifnya adalah Jerome Powell selaku Gubernur The Fed telah menyampaikan bahwa penurunan suku bunga akan dilakukan pada 2024 yang kemudian menjadi sentimen positif untuk indeks saham.

Sementara itu, terkait neraca dagang Indonesia kembali mencatatkan surplus untuk yang ke-43 kali secara beruntun. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pencapaian surplus perdagangan pada November ini mengalami penurunan tipis, yakni 22 miliar dolar AS yang sebelumnya 22,15 miliar dolar AS pada Oktober.

"Komoditas non-migas masih menjadi penopang utama terhadap neraca perdagangan Indonesia. Hal ini menjadi katalis positif untuk sektor batu bara yang masuk ke dalam kategori komoditas non-migas," ujar Dimas.

Sementara itu terkait inflasi AS, berhasil mencatatkan penurunan tahunan pada November yang berada di level 3,1 persen. Adapun bulan sebelumnya atau Oktober sebesar 3,2 persen. Hal ini sesuai dengan konsensusnya dan menjadi alasan utama The Fed dalam mengambil keputusan untuk menahan tingkat suku bunga di level saat ini.

3. Sentimen pekan ini

RDG Bank Indonesia edisi November (IDN Times/Triyan)

Dimas menyebutkan ada tiga sentimen yang wajib diperhatikan trader pada minggu ini, yakni Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), Indeks Harga Belanja Personal Inti (Core PCE) AS, dan aksi beli investor asing ke IHSG.

Pada pekan ini BI akan melakukan RDG terkait keputusan tingkat suku bunga. BI diprediksi masih akan menahan tingkat suku bunga di level saat ini, yakni 6 persen menyusul keputusan serupa yang dilakukan oleh The Fed di pekan lalu.

Kemudian berkaitan dengan Indeks Harga Belanja Personal Inti (Core PCE) AS yang akan dirilis pada minggu ini. Berdasarkan konsensusnya, Core PCE inti AS untuk November akan berada di level 0,2 persen. Ini merupakan level yang sama seperti di bulan lalu dan menjadi katalis positif untuk market.

Sementara itu, terkait sentimen aksi beli investor asing ke IHSG, Dimas menjelaskan bahwa pada 2 hari perdagangan terakhir asing melakukan aksi pembelian ke IHSG mencapai Rp3,7 triliun. Ini merupakan level pembelian terbesar di sepanjang 2023 untuk 2 hari perdagangan.

"Apabila aksi pembelian asing berlanjut di minggu ini maka IHSG berpotensi untuk menembus level resistance 7.200 dan berpeluang untuk mencetak titik tertinggi baru. Sekaligus memanfaatkan momentum window dressing yang biasa terjadi di akhir tahun," kata Dimas.

4. Tiga rekomendasi saham pekan ini

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan pos pendapatan baru dari penjualan carbon credit. (Dok. Pertamina)

Berkaca pada data-data ekonomi dan sejumlah sentimen di atas, Indo Premier merekomendasikan tiga saham untuk trading pada pekan ini. Berikut daftarnya:

  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
  • PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
  • PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK)
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us