Defisit APBN Semester I Melebar, Apa Penyebabnya?

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, menyebutkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semester I, 2019 melebar hingga mencapai Rp135,8 triliun atau 0,84 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Angka tersebut lebih tinggi dari tahun 2018 yang hanya mengalami defisit Rp110,6 triliun.
1. Belanja negara lebih besar daripada pendapatan negara

Ia menjelaskan, penyebab melebarnya defisit APBN dikarenakan belanja negara sepanjang semester I lebih besar dibandingkan penerimaan negara.
"Realisasi APBN semester satu dilihat dari postur, pendapatan negara tercapai Rp 898,8 triliun atau 41,5 persen dari target kita," ujarnya, Selasa (16/7).
2. Realisasi pendapatan negara semester I Rp898,8 triliun

Realisasi penerimaan negara hingga 30 Juni 2019 sebesar Rp898,8 triliun atau 41,5 persen dari target Rp2.165,1 triliun. Angka tersebut tumbuh 7,8 persen secara year on year.
Pendapatan negara tersebut berasal dari kinerja penerimaan perpajakan (termasuk bea dan cukai) yang hanya tumbuh 5,4 persen secara tahunan menjadi Rp688,9 triliun dan pertumbuhan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai 18,2 persen secara tahunan menjadi Rp209,1 triliun.
3. Defisit ABPN diklaim lebih rendah dibandingkan 4 tahun terakhir

Defisit ini lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Kendati demikian, ia mengklaim defisit tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata 4 tahun terakhir.
"Total defisit anggaran sampai semester satu adalah Rp135,8 triliun, dalam hal ini lebih besar dibandingkan defisit semester satu tahun lalu sebesar Rp110,6 triliun," tuturnya.