Diskon Besar Dongkrak Belanja Online AS Tembus Rp390,6 Triliun

- Lonjakan penjualan online di AS mencapai Rp390,6 triliun saat Black Friday in Summer
- Konsumen memanfaatkan diskon untuk kebutuhan back-to-school
Jakarta, IDN Times - Adobe Analytics melaporkan lonjakan belanja online di Amerika Serikat (AS) selama periode 8 hingga 11 Juli 2025. Periode ini dikenal sebagai "Black Friday in Summer" karena tingginya transaksi daring di berbagai ritel besar.
Pada hari-hari tersebut, total pengeluaran konsumen daring di AS mencapai 24,1 miliar dolar AS (Rp390,6 triliun), melampaui proyeksi awal yang dibuat oleh Adobe.
1. Lonjakan penjualan online di tengah diskon musim panas

Pada Selasa (8/7/2025), berbagai ritel di AS mulai menawarkan diskon besar yang memicu antusiasme belanja daring. Menurut data Adobe, diskon yang diberikan berkisar antara 11 persen hingga 24 persen di seluruh kategori produk, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Konsumen memanfaatkan momen ini untuk membeli perlengkapan sekolah dengan harga miring.
"Para pembeli bergegas memanfaatkan diskon mendalam untuk kebutuhan back-to-school," ujar laporan Adobe, dilansir Yahoo Finance.
Sejumlah ritel besar seperti Amazon, Walmart, Target, dan Best Buy meluncurkan promosi agresif yang mendorong konsumen membeli barang-barang berharga tinggi yang biasanya diabaikan.
2. Amazon Prime Day dan strategi ritel besar

Amazon memperpanjang durasi Prime Day menjadi 96 jam, naik dari 48 jam pada tahun sebelumnya. Langkah ini diikuti oleh pesaing utama seperti Walmart dan Target yang juga menawarkan diskon besar-besaran.
"Prime Day kini menjadi momen penting untuk belanja kebutuhan sekolah, dengan konsumen berburu penawaran lebih awal demi menghindari lonjakan harga menjelang musim sekolah," kata Adobe, dilansir The Economic Times.
Penjualan daring tumbuh 30,3 persen dibandingkan periode serupa tahun lalu, melampaui proyeksi pertumbuhan 28,4 persen yang sebelumnya diperkirakan Adobe.
3. Perubahan perilaku konsumen dan dominasi belanja mobile

Adobe melaporkan 53,2 persen transaksi daring dilakukan melalui perangkat mobile, melampaui prediksi awal sebesar 52,5 persen.
"Lonjakan pembelian impulsif melalui ponsel menjadi pendorong utama pertumbuhan ini," ungkap laporan tersebut, dilansir The Economic Times.
Pada periode yang sama, kategori pakaian menawarkan diskon tertinggi, mencapai 24 persen, sementara elektronik berada di angka 23 persen.
"Diskon besar pada kategori ini mendorong konsumen untuk berbelanja lebih banyak," kata Adobe.
Selain itu, penggunaan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) meningkat, mencakup 8 persen dari total pengeluaran daring selama Prime Day, naik dari 7,6 persen tahun sebelumnya.