Dividen BUMN Masuk Danantara, Ini Cara Pemerintah Kejar PNBP

Intinya sih...
Kemenkeu mencari sumber penerimaan lain sebesar Rp40 triliun untuk menutup kehilangan PNBP sebesar Rp80 triliun
Realisasi PNBP semester I-2025 mencapai Rp224,2 triliun, dengan rincian PNBP dari SDA Migas, SDA Nonmigas, Lainnya, dan BLU
Pengalihan dividen ke Danantara diharapkan mendorong investasi untuk pertumbuhan ekonomi nasional
Jakarta, IDN Times - Pemerintah menghadapi risiko kehilangan potensi penerimaan dari pos pendapatan negara bukan pajak (PNBP) hingga Rp80 triliun pada tahun ini, menyusul keputusan pemerintah mengalihkan setoran dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, dampak dari kebijakan ini membuat realisasi PNBP 2025 kemungkinan hanya mencapai Rp477,2 triliun, atau 92,9 persen dari target APBN yang ditetapkan sebesar Rp513,6 triliun.
“Untuk PNBP, dari target APBN Rp 513,6 triliun kemungkinan hanya tercapai Rp477,2 triliun. Ini karena Rp80 triliun dividen yang awalnya direncanakan masuk ke APBN, sekarang diserahkan ke Danantara, jadi kita kehilangan Rp80 triliun,” ujar Sri Mulyani.
1. Kemenkeu cari sumber penerimaan lain sebagai pengganti penerimaan PNBP yang hilang
Meski demikian, pemerintah berupaya mencari potensi penerimaan lainnya sebesar Rp40 triliun, untuk menutup penerimaan PNBP yang hilang.
“Dengan beberapa measures, kita akan mitigasi sehingga perbedaannya mungkin hanya sekitar Rp40 triliun. Artinya, PNBP akan mencari tambahan penerimaan baru sebesar Rp40 triliun,” ujarnya.
2. Rincian penerimaan pos PNBP hingga semester I-2025
Sri Mulyani menjelaskan, pada semester I realisasi PNBP mencapai Rp224,2 triliun atau 43,4 persen dari target dalam APBN. Rinciannya, sebagai berikut:
PNBP dari SDA Migas Rp47,2 triliun atau 39,0 persen dari target APBN
PNBP SDA Nonmigas Rp55,5 triliun atau 57,2 persen dari target APBN
PNBP Lainnya Rp68,1 triliun atau 53,3 persen (PNBP K/L, dll.)
BLU Rp40,3 triliun atau 51,8 persen dari target.
3. Danantara diharapkan banyak tarik investasi
Meski pengalihan dividen ke Danantara menekan penerimaan PNBP, Sri Mulyani menilai, langkah ini strategis untuk mendorong investasi, yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Danantara bisa menjadi alat untuk menggenjot investasi, terutama di sektor-sektor strategis dan bernilai tinggi,” ucapnya.
Pertumbuhan investasi di kuartal I-2025, terlihat dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) hanya tumbuh 2,1 persen. Padahal, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di level 5 persen, investasi perlu tumbuh 4,5–4,7 persen.
Dengan demikian, keberhasilan Danantara dalam menarik investasi swasta akan menentukan efektivitasnya sebagai katalis pertumbuhan.
“Kalau Danantara hanya dominan sendiri tanpa bisa menarik swasta, justru terjadi crowding out. Tapi kalau mampu menarik swasta, Danantara bisa jadi katalis,” ucapnya.