Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dolar AS Goyah, Rupiah Berhasil Menguat Tipis Sore Ini

ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Politik AS semakin pelik, kekhawatiran ekonomi dan stabilitas politik membebani pasar global.
  • Bank Sentral AS memberikan sinyal penurunan suku bunga, tekanan bagi dolar AS datang dari kebijakan moneter tersebut.
  • Rupiah berpotensi kembali ditutup melemah di rentang Rp16.560 hingga Rp16.600 per dolar AS pada perdagangan Jumat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah berhasil mencatatkan penguatan tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis (9/10/2025).

Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp16.568 per dolar AS, menguat terbatas sebesar 5 poin atau 0,03 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya di level Rp16.573 per dolar AS.

1. Masalah politik AS semakin pelik

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyatakan kekhawatiran terhadap ekonomi dan stabilitas politik AS masih menjadi beban bagi pasar global. Menurutnya, kondisi tersebut diperparah setelah Senat AS pada Rabu waktu setempat kembali menolak proposal pendanaan untuk mengakhiri penghentian sebagian layanan pemerintahan (government shutdown).

"Kekhawatiran yang meningkat terhadap ekonomi AS dan stabilitas politik masih membebani pasar," ujarnya.

Ibrahim menjelaskan, penutupan pemerintahan AS kini telah memasuki hari kesembilan tanpa ada tanda-tanda kemajuan menuju sebuah solusi. Dia menambahkan, pemerintahan Presiden Donald Trump bahkan telah memperingatkan tidak ada jaminan pembayaran gaji bagi para pegawai federal yang terdampak selama penutupan ini berlangsung.

2. Sinyal Bank Sentral AS turunkan suku bunga

Lebih lanjut, tekanan bagi dolar AS juga datang dari kebijakan moneter. Ibrahim menyoroti rilis catatan hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada September yang dirilis tadi malam.

Dalam catatan tersebut, terungkap Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) hampir dengan suara bulat memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya. Langkah tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak akhir 2024. The Fed juga memberikan sinyal kemungkinan akan ada dua kali lagi penurunan suku bunga hingga akhir tahun ini.

Ibrahim menyebutkan, menurut perangkat CME FedWatch, pasar kini melihat peluang hampir 100 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (0,25 persen) pada bulan Oktober.

"Fokus hari Kamis tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang rencana bank sentral terkait suku bunga," paparnya.

3. Proyeksi pergerakan rupiah pada Jumat

Ibrahim memaparkan di sepanjang sesi perdagangan hari ini, rupiah sebenarnya sempat menguat cukup signifikan hingga 55 poin sebelum akhirnya sebagian besar keunggulannya terkikis.

Untuk perdagangan Jumat (10/10), Ibrahim memperkirakan rupiah cenderung fluktuatif. Meski begitu, dia memproyeksikan rupiah berpotensi kembali ditutup melemah di rentang Rp16.560 hingga Rp16.600 per dolar AS.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Purbaya ke Bos BEI: Kendalikan Saham Gorengan, Baru Saya Beri Insentif

09 Okt 2025, 18:43 WIBBusiness