Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (YouTube OJK)

Intinya sih...

  • IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,8 persen pada 2025, turun dari sebelumnya 3,3 persen
  • Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global disebabkan oleh pelambatan pertumbuhan di hampir semua negara di dunia

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan, memburuknya perekonomian global saat ini sudah tidak bisa dihindari. Hal ini disebabkan kondisi geopolitik yang sedang berlangsung serta melambatnya pertumbuhan ekonomi di berbagai negara di dunia.

"Kondisi terkini dan proyeksi perkembangan geopolitik, ekonomi, dan perekonomian global menunjukkan bahwa meskipun kita semua berharap situasi ini tidak memburuk lebih dalam, namun sejauh ini tampaknya pemburukan tersebut sulit untuk dihindari," ujar Mahendra di Konferensi Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah yang diselenggarakan di DoubleTree by Hilton, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).

1. IMF revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global

ilustrasi grafik pertumbuhan ekonomi (pexels.com/Monstera)

Mahendra mengungkapkan, laporan International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dan tahun depan. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,8 persen pada 2025, dari sebelumnya yang diperkirakan 3,3 persen.

Adapun untuk tahun ini dan tahun depan, revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global masing-masing sebesar 0,5 persen dan 0,3 persen, yang jika dijumlahkan menjadi 0,8 persen. Revisi ini menunjukkan adanya penurunan yang lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya, sebagai dampak dari pelambatan pertumbuhan di hampir semua negara di dunia.

2. Diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Mahendra menegaskan, untuk menghadapi penurunan proyeksi tersebut, Indonesia harus mendiversifikasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan memanfaatkan potensi pertumbuhan ekonomi domestik. Ia mencontohkan, pentingnya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah di setiap provinsi, kabupaten, kota, dan kawasan wilayah spasial lainnya.

"Perkembangan motor-motor pertumbuhan yang berbasis pada perekonomian domestik menjadi sangat penting. Artinya, pertumbuhan ekonomi daerah di setiap provinsi, kabupaten, dan kota menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan ekonomi nasional," ucap Mahendra.

3. OJK akan pantau perkembangan kredit dan kondisi kesehatan perbankan

Ilustrasi transaksi ekonomi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Tak hanya perekonomian global, IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. IMF memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,7 persen  pada 2025, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,1 persen. 

OJK memastikan akan terus mengawasi proyeksi pertumbuhan industri jasa keuangan. Ia menambahkan pihaknya senantiasa memantau perkembangan pembiayaan, kredit, serta kondisi kesehatan perbankan untuk menjaga stabilitas sektor keuangan. 

"Kami akan terus memperhatikan proyeksi pertumbuhan pembiayaan, kredit, tingkat kesehatan, serta kinerja industri keuangan yang berada di bawah pengawasan OJK," ucap  Mahendra.

Editorial Team