BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 3,75 Persen

BI akan terus mendukung pemulihan ekonomi nasional

Jakarta, IDN Times - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) atau RDG BI memutuskan menurunkan suku bunga acuan atau 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR), sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen pada November 2020.

Kemudian tingkat suku bunga deposit facility turun 25 bps menjadi 3 persen, dan bunga lending facility turun 25 bps menjadi 4,5 persen.

Apa alasan BI menurunkan suku bunga?

Baca Juga: Bank Indonesia Lagi-lagi Pilih Pertahankan Suku Bunga Acuan 

1. Salah satunya untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional

BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 3,75 PersenIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, penurunan suku bunga acuan ditempuh dengan mempertimbangkan perkiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang tetap terjaga, dan langkah lanjutan menjaga pemulihan ekonomi nasional.

BI mendukung penyediaan likuiditas dalam mempercepat realisasi APBN. Di samping keputusan tersebut, BI menempuh langkah lain untuk melanjutkan stabilisasi nilai tukar," kata Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (19/11/2020).

2. Bank Indonesia akan terus mencermati perekonomian dan pasar keuangan global

BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 3,75 PersenANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Perry melanjutkan, Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika perekonomian dan pasar keuangan global. Di sisi lain, penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap prospek perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu akan terus menjadi perhatian pihaknya, untuk menentukan langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan dalam mempercepat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Koordinasi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat, untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional," ucap dia.

3. Perbaikan perekonomian global terus berlanjut

BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 3,75 PersenIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Perry menyebut, perbaikan perekonomian global berlanjut setelah pada triwulan III 2020 tumbuh lebih baik. Pertumbuhan ekonomi dunia pada triwulan III 2020 di banyak negara mulai membaik, didorong oleh stimulus kebijakan dan peningkatan mobilitas.

Ekonomi Tiongkok tumbuh positif, sedangkan perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS), kawasan Eropa, dan Jepang lebih tinggi dari prakiraan awal. Sejumlah indikator dini pada Oktober 2020 mengindikasikan berlanjutnya perbaikan ekonomi global.

Hal ini tercermin dari meningkatnya mobilitas masyarakat, berlanjutnya ekspansi PMI manufaktur dan jasa di AS dan Tiongkok, serta membaiknya keyakinan konsumen dan bisnis di AS dan kawasan Eropa.

"Ke depan, perbaikan ekonomi global diperkirakan terus berlanjut didukung oleh meningkatnya mobilitas masyarakat dan berlanjutnya stimulus kebijakan," ujarnya.

Baca Juga: Bank Indonesia Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 4 Persen

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya