Gegara Virus Corona, Aliran Modal Asing Kabur dari RI Rp167,9 Triliun

Periode 20 Januari 2020 - 30 Maret 2020

Jakarta, IDN Times - Wabah virus corona (COVID-19) membuat aliran modal asing atau capital outflow keluar dari Indonesia. Bank Indonesia (BI) mencatat terjadi pembalikkan modal pada periode 20 Januari 2020 sampai 30 Maret 2020 yang nilainya mencapai Rp167,9 triliun.

"Sebagian besar adalah SBN Rp153,4 triliun. demikian juga untuk saham Rp13,4 triliun," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam video conference, Rabu (1/4).

1. BI lakukan penurunan suku bunga sebagai upaya dalam menjaga stabiitas nilai tukar

Gegara Virus Corona, Aliran Modal Asing Kabur dari RI Rp167,9 TriliunPengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Kantor Pusat BI (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Perry mengatakan bahwa BI telah menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,5 persen untuk memberikan keringanan kepada dunia usaha. Tidak hanya itu, Bank Sentral juga melakukan intervensi lainnya, baik di pasar spot, domestic non-deliverable forward atau DNDF dan pembelian SBN di pasar sekunder.

"Sejauh ini, kami sudah beli SBN yang dilepas di pasar sekunder Rp166 triliun. BI pastikan terus berkoordinasi dengan pemerintah, OJK, dan LPS. Alhamdulillah, rupiah stabil dan pasar saham hijau sejak seminggu yang lalu," terangnya.

Baca Juga: Bahlil Perintahkan Investor Produksi Alat Kesehatan secara Massal 

2. BI lakukan injeksi likuiditas besar-besaran

Gegara Virus Corona, Aliran Modal Asing Kabur dari RI Rp167,9 TriliunIDN Times/Hana Adi Perdana

Perry menambahkan, pihaknya juga melakukan injeksi likuiditas yang cukup besar. Beberapa di antaranya yang dilakukan adalah pembelian SBN di pasar sekunder, penurunan giro wajib minimum (GWM) valuta asing dari 8 persen ke 4 persen menghasilkan tambahan US$3,2 miliar, menurunkan GWM rupiah 50 bps Rp 22 triliun, dan mengendorkan GWM rupiah 100 bps pada awal tahun sehingga menambah likuiditas Rp 50 triliun.

"Kami sudah lakukan injeksi hampir Rp300 triluun. Jadi injeksi melalui pembelian SBN. Kami juga menurunkan giro wajib valas bank-bank. Ini menambah likuditas dolar US$3,2 miliar," tegasnya.

3. Perry tegaskan BI akan selalu menjaga stabilisasi nilai tukar

Gegara Virus Corona, Aliran Modal Asing Kabur dari RI Rp167,9 TriliunGubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. (Dok. Bank Indonesia)

Nilai tukar rupiah diproyeksikan masih akan melemah akibat COVID-19 atau virus corona. Dalam skenario terburuk mata uang Garuda diperkirakan bisa mencapai Rp17.500 per dolar Amerika Serikat (AS) hingga Rp20.000 per dolar dalam skenario sangat berat.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan bahwa proyeksi tersebut hanya sebagai forward looking atau pandangan ke depan supaya tidak terjadi. Ia sebagai pimpinan tertinggi di Bank Sentral memastikan bakal berusaha semaksimal mungkin menjaga rupiah tetap dalam kondisi yang baik.

"Saya Gubernur BI mengatakan bahwa tingkat rupiah sudah memadai. Kita akan cegah supaya tidak terjadi. BI akan berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," ujarnya.

Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN : Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com

Baca Juga: BKPM dan BUMN Pastikan Investasi Tetap Berjalan di Tengah Virus Corona

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya