Luhut: Kembangkan Kereta Api, Indonesia Bisa Hemat Rp100 Triliun

Bisa kurangi kemacetan juga

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan fokus dalam mengembangkan transportasi di dalam negeri. Salah satunya yang didorong adalah pengembangan transportasi massal berbasis kereta api.

Melalui moda transportasi ini, Luhut menyebut Indonesia dapat menghemat Rp40 triliun dari biaya operasi kendaraan bermotor dan Rp60 triliun untuk waktu perjalanan.

"Nilai tersebut setara dengan 4 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jabodetabek," kata Luhut dalam keterangan resminya, Kamis (20/8/2020).

Berdasarkan data dari PT KAI Commuterline Indonesia (PT KCI), jumlah penumpang mencapai 336 juta orang dari dan menuju Jakarta ke dan dari wilayah sekitar Jakarta pada tahun 2019.

1. Transportasi massal bisa kurangi kemacetan lalu lintas secara signifikan

Luhut: Kembangkan Kereta Api, Indonesia Bisa Hemat Rp100 TriliunIlustrasi kepadatan menjelang lebaran saat pandemik COVID-19. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Mantan Menko Polhukam ini menyampaikan bahwa penggunaan transportasi massal juga akan mengurangi kemacetan lalu lintas secara signifikan.

Menurut Luhut, transportasi darat dinilai memiliki peranan penting dan memberikan kontribusi signifikan dalam perekonomian nasional. Pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk membangun infrastruktur transportasi darat tidak hanya di Jawa, tetapi di seluruh bagian Indonesia.

"Komitmen pemerintah membangun transportasi darat di seluruh Indonesia tercermin pada pembangunan tol di Sulawesi, Kalimantan, Sumatera dan di Bali maupun rencana pengembangan jaringan kereta api di Kalimantan, Sulawesi, dan Bali," kata dia. 

Mengutip studi yang dilakukan oleh LPPM FE UI, Menko Luhut mengatakan bahwa kenaikan stok jalan sebesar 1 persen akan menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8,8 persen. "Karenanya, pemerintah Indonesia memandang penting pembangunan infrastruktur jalan baik dalam bentuk investasi pemerintah maupun investasi swasta dalam proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU)," ujar Luhut.

"Selain itu, konektivitas jalan, termasuk jalan tol merupakan sebuah komponen penting dalam mendorong transformasi ekonomi menuju sektor manufaktur dan jasa," tambah dia.

Tak kalah penting dari pembangunan infrastruktur darat, pemerintah saat ini sedang mengembangkan kendaraan listrik berbasis baterai (KLBB). Upaya tersebut diharapkan tidak hanya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fossil fuel, tetapi juga mengurangi dampak buruk pada lingkungan dari pencemaran yang ditimbulkan kendaraan berbasis fossil fuel.

Baca Juga: Kencangkan Ikat Pinggang, ASDP Sisakan Belanja Modal Rp900 Miliar

2. Pengembangan angkutan sungai, danau dan penyeberangan juga perlu diperhatikan

Luhut: Kembangkan Kereta Api, Indonesia Bisa Hemat Rp100 TriliunKapal ferry penyeberangan PPU - Balikpapan (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Tidak hanya menyoroti pembangunan infrastruktur darat, Luhut juga menekankan pentingnya memberikan perhatian pada angkutan sungai, danau, dan penyebrangan yang juga memainkan peran penting sebagai salah satu unsur konektivitas. 

Dia menuturkan saat ini, terdapat 221 lintasan, 35 pelabuhan dan 151 kapal yang dikelola oleh salah satu BUMN yaitu PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Titik lintasan terdapat mulai dari Banda Aceh, Sibolga, Bakauheuni, Merak, Ketapang, Batulicin, Bitung, Ternate, Sorong sampai dengan Merauke. Penumpang yang diangkut berjumlah 6,6 Juta per tahun sedangkan jumlah kendaraan yang diangkut 6,4 juta per tahun. 

"Data tersebut merefleksikan pentingnya angkutan sungai, danau dan penyebrangan untuk lebih dioptimalkan," ucap dia.

3. Industri e-commerce juga perlu mendapat perhatian

Luhut: Kembangkan Kereta Api, Indonesia Bisa Hemat Rp100 TriliunIlustrasi Belanja Online (IDN Times/Meiska Irena)

Selain itu, mantan Kepala Staf Presiden inj juga menekankan perlunya perhatian terhadap perkembangan industry e-commerce. Merujuk data BPS pada tahun 2019, industri e-commerce di Indonesia meningkat hingga 17 persen dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Total jumlah usaha e-commerce mencapai 26,2 juta unit. 

Selama tahun 2018 saja, tercatat nilai transaksi sebesar Rp17,21 Triliun dengan jumlah 24.821.916 transaksi. Dari angka tersebut terdapat 19,66 persen yang menggunakan jasa kurir online berbasis aplikasi.

"Jumlah itu erefleksikan kebutuhan yang terus meningkat dalam jasa transportasi online," kata dia.

Baca Juga: 2.000 TKA Tiongkok Kerja di Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya