Pertumbuhan Ekonomi di Papua Selalu Minus, Ini Penyebabnya

Penurunan produksi Freeport cukup berimbas bagi Papua

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi di Maluku dan Papua selama 2019 mengalami kontraksi sebesar -7,4 persen. Capaian itu justru berbanding terbalik dengan wilayah Indonesia lainnya yang berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi Papua mengalami penurunan lantaran terjadi penurunan produksi karena adanya perubahan dari tambang terbuka Grasberg menjadi penambangan underground.

"Penurunan produksi, pengalihan sistem tambang di sana. Itu sebabkan Papua kontraksi cukup dalam," ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (5/2).

1. Sepanjang 2019, pertumbuhan ekonomi Papua selalu minus

Pertumbuhan Ekonomi di Papua Selalu Minus, Ini Penyebabnya(Lokasi tambang PT Freeport) ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Berdasarkan catatan BPS, ekonomi Papua pada kuartal I-2019 tercatat sebesar -18,66 persen, kuartal II sebesar -23,91 persen, kuartal III -15,05 persen dan kuartal IV -3,73 persen. Suhariyanto pun tidak memungkiri bahwa ekonomi Papua selalu mengalami kontraksi.

"Pereknomian di Papua selalu kontraksi dan penyebab utamanya adalah Freeport," ucapnya.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Terancam Turun 0,3 Persen karena Virus Corona

2. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen sepanjang 2019

Pertumbuhan Ekonomi di Papua Selalu Minus, Ini PenyebabnyaIlustrasi pertumbuhan ekonomi. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2019 hanya sebesar 4,97 persen secara year on year/yoy. Angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,02 persen.

"Secara quartal to quartal, terjadi kontraksi 1,47 persen. Dengan pertumbuhan itu, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 sebesar 5,02 persen," kata dia.

Suhariyanto menyampaikan, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa dipahami. Sebab, sepanjang 2019 perekonomian tengah bergejolak sehingga ikut mempengaruhi ekonomi dalam negeri.

"Dengan situasi yang menunjukkan pelemahan ini ya sudah baik. Capaian 4,97 persen ini bisa dipahami dengan perekonomian dunia yang melemah," jelas dia.

Baca Juga: Indef: Pemindahan Ibu Kota Sumbang 0,02 Persen Pertumbuhan Ekonomi

3. Jawa dan Sumatera masih jadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi di Papua Selalu Minus, Ini Penyebabnya(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat

Berdasarkan wilayah, Pulau Jawa dan Sumatera masih jadi penopang pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kontribusi Pulau Jawa tercatat sebesar 59 persen dan Pulau Sumatera 21,32 persen.

"Pulau Jawa dan Sumatera itu memberikan kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia," imbuh dia.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Sepanjang 2019 Hanya 5,02 Persen

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya