Vaksinasi COVID-19 Lambat, RI Dibayangi Depresi Ekonomi di 2021

Ekonomi masih minus namun mengalami perbaikan

Jakarta, IDN Times - Indonesia telah kedatangan 1,2 juta dosis vaksin Sinovac. Saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sedang melakukan pengujian pemeriksaan dan juga proses untuk para kandidat vaksin. Bila telah selesai, maka pelaksanaan vaksinasi bisa dimulai.

Namun demikian, program vaksinasi COVID-19 diyakini tidak akan berjalan cepat. Apalagi, pelaksanaan vaksinasi tidak dilakukan secara bersamaan. Pemulihan ekonomi pun disebut akan terdampak.

"Jauh lebih lambat (pemulihan ekonominya). Menurut saya kan proses ada yang bayar ada yang beli, tidak semua punya daya beli. Orang miskin tidak jamin mendapat (vaksin) gratis," kata Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad kepada IDN Times, Senin (14/12/2020).

1. Indonesia dibayangi depresi ekonomi

Vaksinasi COVID-19 Lambat, RI Dibayangi Depresi Ekonomi di 2021Ilustrasi depresi ekonomi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Lambatnya program vaksinasi akan membuat proses pemulihan ekonomi Indonesia akan berjalan lambat. Tauhid memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2021 akan mengalami perbaikan dibanding kuartal IV 2020. Namun, angkanya tetap minus.

Bila terjadi, maka Indonesia akan mengalami depresi ekonomi. Meski begitu, depresinya tidak akan terlalu dalam.

"Bisa jadi peluang (depresi ekonomi). Secara harfiah ya memang bisa depresi. tapo prosesnya membaik. jadi masih ada peluang. tetapi kalau kuartal I negatif masuk wilayah depresi tapi tidak terlampau dalam karena prosesnya membaik," jelas Tauhid.

Baca Juga: Bukan Lagi Resesi, Ekonomi RI Mendekat ke Depresi

2. Pengertian depresi ekonomi

Vaksinasi COVID-19 Lambat, RI Dibayangi Depresi Ekonomi di 2021Ilustrasi resesi (IDN Times/Arief Rahmat)

Depresi ekonomi merupakan kondisi yang lebih parah dibanding resesi. Sebab, terjadi penurunan aktivitas ekonomi yang berkepanjangan. Bisa dibilang, jika resesi terjadi dalam kurun waktu yang panjang, terjadilah depresi.

Menurut Ekonom INDEF Bhima Yudhistira, depresi ekonomi bisa terjadi bila ekonomi dalam negeri mengalami kontraksi atau minus lebih dari empat kuartal atau 12 bulan. Depresi ekonomi terjadi cenderung disertai dengan pengangguran yang masif dan inflasi yang rendah.

Indonesia, kata Bhima, berpotensi mengalami depresi ekonomi di 2021. Hal itu bisa terjadi bila indikator-indikator ekonominya mengalami kontraksi yang buruk dan berkepanjangan.

"Situasinya (ekonomi Indonesia) mengarah pada depresi. Resesi tahun 2008 masih mencatatkan inflasi 11 persen. Sementara tahun 2020 ada kecendurungan inflasi rendah bahkan deflasi selama beberapa bulan berturut-turut," ucap dia.

3. Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal III 2020

Vaksinasi COVID-19 Lambat, RI Dibayangi Depresi Ekonomi di 2021Ilustrasi ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Indonesia telah mengalami resesi ekonomi. Sebab, pada kuartal II 2020 pertumbuhan ekonominya minus 5,32 persen dan pada kuartal III minus 3,49 persen.

Sementara itu pada kuartal IV 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan minus 2 persen hingga positif 0,6 persen.

Baca Juga: WHO Tak Setuju Bila Ada Negara yang Wajibkan Vaksinasi COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya