Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga BBM Naik, Bos OJK Pede Ekonomi RI Tetap Tumbuh di Atas 5 Persen

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar. (dok. Kementerian Luar Negeri)

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar meyakini perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh di atas 5 persen di 2022 ini meski ada kenaikan harga BBM.

"Seluruh skenario yang diterapkan tetap menunjukkan pertumbuhan di atas 5 persen untuk 2022," kata Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB), Senin (5/9/2022).

1. Kenaikan harga BBM dilakukan demi menjaga sisi fiskal Indonesia

Ilustrasi - SPBU Pertamina (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Mahendra mengatakan kenaikan harga BBM dilakukan pemerintah demi menjaga sisi fiskal Indonesia. Sebab, alokasi APBN untuk subsidi BBM terbatas, sementara harga minyak dunia terus menunjukkan kenaikan.

"Dan pada saat kondisi ketidakpastian global berlanjut, maka apabila tidak direspons dengan sesuai akan membuat suatu risiko yang dapat mempengaruhi confidence atau kepercayaan terhadap kondisi ekonomi maupun pengelolaan fiskal yang berkelanjutan," ucap Mahendra.

2. Kenaikan harga BBM dinilai sebagai sinyal kepercayaan diri buat hadapi tantangan ekonomi

Ilustrasi pengisian BBM di SPBU Pertamina. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Menurut Mahendra, keputusan pemerintah menaikkan harga BBM justru melahirkan sinyal kuat bahwa Indonesia percaya diri untuk menghadapi tantangan perekonomian ke depan.

"Hal itu yang dapat memberi sinyal kuat bagaimana langkah-langkah ke depan untuk menghadapi risiko itu. Ini memberikan sinyal yang sangat jelas dan menjaga confidence bahwa pemerintah mengambil kebijakan yang berat, namun harus dilaksanakan," tutur Mahendra.

3. Bisa memicu kenaikan produktivitas di dalam negeri

ilustrasi kawasan industri (unsplash.com/@robin_sommer)

Dari sinyal kepercayaan diri yang kuat itu, menurut Mahendra pada akhirnya akan mengerek produksi barang dan jasa yang diperlukan masyarakat. Dia juga melihat adanya potensi pertumbuhan investasi dengan keputusan pemerintah menaikkan harga BBM.

"Sehingga untuk sektor riil dalam hal ini para debitur dan tentu industri yang memerlukan pembiayaan kredit, fungsi intermediasi dari jasa keuangan, akan mengambil respons yang tepat. Yaitu dengan meningkatkan produksi atau melakukan investasi," kata dia.

Share
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us