5 Elemen yang Mempengaruhi Harga Tiket Pesawat

Bukan cuma bahan bakar aja yang bikin tiket pesawat mahal

Jakarta, IDN Times - Bicara soal tiket pesawat, pasti tidak lepas dari maskapai penerbangan itu sendiri. Ada banyak komponen, selain bahan bakar pesawat atau avtur yang ternyata mempengaruhi harga tiket pesawat.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, dalam struktur biaya penerbangan (cost structure airline) ada tiga komponen biaya utama, yakni biaya terkait pesawat, biaya bahan bakar dan biaya lainnya.

"Untuk biaya terkait pesawat sebesar 43 persen, biaya bahan bakar 24 persen dan biaya lainnya 33 persen," ujar Nicke dalam pesan singkatnya kepada IDN Times.

Berikut ini adalah rincian komponen apa saja yang mempengaruhi tiket pesawat:

1. Biaya Avtur

5 Elemen yang Mempengaruhi Harga Tiket PesawatDok.IDN Times/Istimewa

Komponen biaya avtur disebut mendominasi sekitar 40 hingga 45 persen dari struktur biaya operasional maskapai penerbangan.

Harga avtur domestik dinilai lebih tinggi 20 persen dibandingkan dengan harga internasional. Namun hal itu dibantah oleh Pertamina. Pertamina menyebut harga avtur di Indonesia sudah relatif murah dibanding dengan Singapura.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut avtur masuk dalam komponen biaya utama langsung variabel mencakup yakni 24 persen.

Nicke mengacu pada Kepmen ESDM No. 27 K/10/MEM/2019 yang menjelaskan secara rinci komponen biaya maskapai saat ini. Ada 3 bagian biaya: biaya langsung tetap, biaya langsung variabel dan biaya tidak langsung.

2. Biaya operasional pesawat

5 Elemen yang Mempengaruhi Harga Tiket PesawatIDN Times/Helmi Shemi

Lanjut Nicke, Biaya langsung tetap terdiri dari biaya sewa pesawat (16 persen), biaya asuransi (8 persen), gaji tetap crew (3 persen), gaji tetap teknis (1 persen), crew training (0 persen). Total 28 persen.

Biaya lainnya yang termasuk Biaya langsung variabel adalah pelumas (0 persen), tunjangan crew (1 persen), pemeliharaan (19 persen), jasa bandara (2 persen), biaya catering (7 persen). Total 56 persen termasuk avtur.

Kepala Kajian Makro LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Febrio Kacaribu menyebut adanya maintenance pesawat yang memiliki jadwal terbang banyak dan sedang berkembang.

Ia juga mengkritik biaya maintenance yang mahal karena saat ini di Indonesia hanya ada Garuda Maintenance Facility yang belum dapat memenuhi semua kebutuhan perawatan pesawat.Terlebih mayoritas pesawat di Indonesia menggunakan armada Boeing dan Airbus buatan Eropa.

"Di Indonesia ada Garuda Maintenance Facility. Itu cuma mampu 30-40 persen dari kebutuhan. Akhirnya perawatan lari ke Filipina atau Singapura. Akhirnya kita impor jasa, itu berapa billion US dollar tiap tahun kita perekonomian harus bayar," papar Febrio.

Baca Juga: Tiket Pesawat Turun 50 Persen, Ini Ketentuannya 

3. Biaya tidak langsung

5 Elemen yang Mempengaruhi Harga Tiket PesawatDok. Garuda Indonesia

Biaya tidak langsung ada biaya umum dan organisasi (3 persen) dan biaya pemasaran (4 persen). Total 7 persen.

Total biaya keseluruhan adalah 91 persen dan ditambah margin 10 persen yakni 9 persen. Sehingga total keseluruhan biaya yakni 91 persen ditambah margin menjadi 100 persen.

Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal, Kenaikan Tarif Batas Bawah Dinilai Tak Masuk Akal

4. Pengaruh mata uang asing

5 Elemen yang Mempengaruhi Harga Tiket PesawatIDN Times/Holy Kartika

Sebagian besar biaya operasional tersebut dibayarkan maskapai penerbangan dalam mata uang asing.

Jadi dengan pemasukan dalam rupiah, jelas akan sangat berpengaruh bagi harga tiket. Apalagi jika kamu membandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya atau terlebih saat US$1 setara Rp10 atau Rp12 ribu.

5. Pajak Pelaku industri

5 Elemen yang Mempengaruhi Harga Tiket Pesawat(Ilustrasi maskapai penerbangan) ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Adanya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) juga turut mempengaruhi avtur loh.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pernah meminta tarif PPN untuk penerbangan domestik ini dapat diturunkan dari 10 persen menjadi 5 persen.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengakui nantinya PPN avtur ini akan dikaji dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Saat ini pihaknya tengah mengkaji cost structure untuk lebih didetailkan lagi.

Baca Juga: Pengamat: Kalau Mau Harga Tiket Turun, Tarif Batas Atas Harus Naik

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya