KPPU Endus Ada Kelompok Besar yang 'Bermain' di Bisnis PCR 

Siapa yang bermain dalam bisnis PCR ini?

Jakarta, IDN Times - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengendus ada kelompok dan pelaku usaha yang 'bermain' dalam bisnis PCR. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Ekonomi KPPU Mulyawan Ranamanggala dalam pemaparannya sore ini.

"Kami indikasikan bahwa ada beberapa kelompok usaha dalam pelaku usaha laboratorium. Kami sedang dalami bagaimana kekuatan kelompok usaha ini dalam pangsa pasarnya di bisnis tes PCR yang dilakukan selama ini," kata Mulyawan dalam konferensi pers KPPU, Jumat (12/11/2021).

Baca Juga: Dituding Ambil Untung Bisnis PCR, Luhut Siap Diaudit

1. KPPU belum mau ungkap nama namun masih terus verifikasi

KPPU Endus Ada Kelompok Besar yang 'Bermain' di Bisnis PCR Ilustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Mulyawan mengatakan bahwa KPPU memiliki data kelompok dan pelaku usaha dalam bisnis PCR tersebut. Sayangnya, KPPU belum dapat mengungkap nama-namanya.

"Untuk data pelaku usaha yang sedang beredar tadi ya mungkin saya bisa katakan sebagian ada yang benar, tapi kami akan terus melakukan verifikasi terhadap informasi yang beredar dan data yang kami peroleh jadi masih tetap pendalaman," ujar Mulyawan.

Baca Juga: Kalah Eksis dari Lab Swasta, Apakah Bio Farma Dilarang Bisnis PCR? 

2. Perubahan harga yang ditetapkan pemerintah selalu disanggupi oleh pelaku usaha PCR

KPPU Endus Ada Kelompok Besar yang 'Bermain' di Bisnis PCR Ilustrasi uji swab PCR. (IDN Times/Daruwaskita)

Mulyawan memaparkan dari data e-catalog yang didapatkannya, ada 11 pelaku usaha yang menyediakan harga reagen sebagai salah satu komponen PCR pada September 2021. Dari sana, KPPU menemukan harga rata-rata reagen sebesar Rp180.367 dengan yang paling mahal yakni Rp324 ribu dan yang termurah Rp135 ribu.

"Survei PCR yang kami lakukan dalam periode-periode tertentu terlihat bahwa di pelaku usaha harganya selalu mendekati harga yang ditetapkan pemerintah. Jadi ketika pemerintah menetapkan harga PCR Rp490 kemudian turun jadi Rp255 ribu, pasti pelaku usaha menyesuaikan," katanya.

Baca Juga: Cerita Lengkap Awal Mula Luhut Terlibat Urusan Tes PCR GSI

3. Reagen punya porsi paling besar dalam penetapan harga PCR

KPPU Endus Ada Kelompok Besar yang 'Bermain' di Bisnis PCR Tes acak siswa yang ikuti PTMT di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Mulyawan mengatakan dari lima komponen biaya PCR, reagen menjadi komponen yang paling besar. Pada Oktober 2020, KPPU menemukan komponen reagan berperan sebesar 31,34 hingga 34,78 persen untuk harga PCR. Persentase tersebut kemudian naik menjadi 49,27 hingga 55,15 persen pada September 2021.

"Kita lihat bahwa komponen komponen harga reagen jadi besar namun laboratorium menyesuaikan komponen biaya lain dengan tujuan mengikuti harga yang telah ditetapkan pemerintah. Ketika harga pemerintah turun, maka harga reagen akan jadi komponen yang persentasenya naik. Sisi lain biaya komponen harga lain mengalami penurunan. Itu menunjukkan bahwa sebenarnya lab-lab tersebut dapat menyesuaikan atau mengatur komponen-komponen biayanya," ujar Mulyawan.

"Kami melihat bahwa komponen harga reagen yang dapat disesuaikan ini bahwa harga reagen yang ditawarkan importir juga mengalami penyesuaian. Kami mengindikasikan bahwa importir dapat menyesuaikan harga reagen sesuai arahan pemerintah," kata Mulyawan menambahkan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya