PT Angkasa Pura II Catatkan Obligasi Rp2,25 Triliun di BEI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Angkasa Pura II (Persero) mencatatkan Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura II Tahap II Tahun 2020 senilai Rp2,25 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI). Obligasi tersebut terbagi di dalam 4 seri yakni A, B, C dan D.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan kepercayaan investor di pasar modal cukup tinggi terhadap PT Angkasa Pura II.
“Hal ini merupakan sesuatu yang sangat baik karena menandakan kepercayaan investor masih tinggi terhadap PT Angkasa Pura II di tengah adanya tekanan di industri karena pandemi global COVID-19,” kata Awaluddin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/8/2020).
1. Detail obligasi AP II
Untuk obligasi Seri A tercatat sebesar Rp32 miliar dengan bunga 7,80 persen per tahun dan jatuh tempo 13 Agustus 2023. Kemudian Seri B sebesar Rp159 miliar dengan bunga 8,50 persen per tahun dan jatuh tempo 13 Agustus 2025.
Lalu, Seri C sebesar Rp1,602 triliun dengan bunga 9,10 persen per tahun dan jatuh tempo 13 Agustus 2027. Terakhir adalah Seri D sebesar Rp457 miliar dengan bunga 9,25 persen per tahun dan jatuh tempo 13 Agustus 2030.
Baca Juga: Angkasa Pura II Luncurkan Safe Travel Campaign di 19 Bandara, Check!
2. Obligasi untuk cash management AP II
Editor’s picks
Awaluddin mengatakan pencatatan obligasi ini merupakan salah satu upaya Angkasa Pura II dalam melakukan cash management secara ketat di tengah pandemik. Angkasa Pura II harus melakukan penyeimbangan antara cash in dan cash out demi menjaga operasional 19 bandara yang dikelola Angkasa Pura II.
Senada dengan Awaluddin, Director of Finance PT Angkasa Pura II Dodit Wiweko Probojakti mengatakan hasil dari penerbitan obligasi tersebut akan digunakan oleh perseroan antara lain untuk menjaga operational expenditure/opex maupun memperkuat belanja modal (capital expenditure/capex).
3. Penyesuaian kegiatan dan program akibat pandemik
Selain itu, penerbitan obligasi ini juga untuk menyesuaikan terhadap belanja modal (Capex Disbursement). Di mana belanja modal hanya dialokasikan untuk proyek multiyears dan yang benar-benar signifikan.
"Misalnya perencanaan desain Terminal 4 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Tahun ini bukan merupakan tahun ekspansi bagi kami, melainkan bagaimana harus menjaga stabilitas perusahaan,” ujar Dodit.
Selain itu, penerbitan obligasi ini membuat perseroan dapat tetap melakukan berbagai persiapan dalam menghadapi tantangan akibat COVID-19, sekaligus mengakomodir permintaan ketika lalu lintas penerbangan semakin pulih.
Baca Juga: Waskita Karya Mampu Selesaikan Pembayaran Obligasi Jatuh Tempo