Rupiah Akhir Pekan Anjlok Dikoyak Euforia Pilpres AS dan COVID-19

Rupiah memerah terhadap semua mata uang lain

Jakarta, IDN Times - Nasib nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat(13/11/2020) sore ditutup anjlok. Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen menjadi Rp14.169 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan melemahnya rupiah karena dikoyak sentimen eksternal seperti pasca-pilpres Amerika Serikat dan kasus COVID-19 yang makin tinggi.

"Fundamental dalam negeri bagus. Tapi karena koyakan eksternal rupiah jadi berayun-ayun. Sempat menguat, sempat stagnan dan ditutup melemah," kata Ibrahim kepada IDN Times, Jumat (13/11/2020).

1. Faktor pasca-Pilpres AS dan kasus COVID-19

Rupiah Akhir Pekan Anjlok Dikoyak Euforia Pilpres AS dan COVID-19Ilustrasi dompet dan keuangan (IDN Times/Dwi Agustiar)

Ibrahim menjelaskan dolar mengalami penguatan karena adanya euforia kemenangan Joe Biden atas Donald Trump di Pilpres AS dan adanya informasi stimulus yang akan digelontorkan. Namun, Donald Trump yang tidak mengakui kemenangan rivalnya itu disebut pasar akan mengeluarkan dekrit.

"Meski tidak akan ada arah ke sana tapi pasar ketakutan. Intinya kalau Trump menang dolar menguat, dan sebaliknya," kata Ibrahim.

Kedua adalah faktor kasus COVID-19 yang terus meningkat pascapilpres AS 3 November. "Sehingga Joe Biden di Januari nanti akan lockdown terhadap sebagian besar kota di AS," ujarnya.

Baca Juga: Rupiah Masih Menguat di Sesi 2, Akankah Perkasa hingga Penutupan? 

2. Anjlok terhadap mata uang lain

Rupiah Akhir Pekan Anjlok Dikoyak Euforia Pilpres AS dan COVID-19ilustrasi uang (IDN Times/Umi Kalsum)

Rupiah juga anjlok atau memerah terhadap semua mata uang negara lain berdasarkan data RTI pada sesi penutupan sore ini.

  • Rupiah melemah 17 poin menjadi Rp10.246 terhadap dolar Australia
  • Rupiah melemah 2 poin menjadi Rp2.142 terhadap yuan Tiongkok
  • Rupiah melemah 33 poin menjadi Rp16.734 terhadap euro
  • Rupiah melemah 66 poin menjadi Rp18.617 terhadap British pound
  • Rupiah melemah 2 poin di level Rp1.827 terhadap dolar Hongkong
  • Rupiah melemah 0,12 poin menjadi Rp134,75 terhadap yen Jepang
  • Rupiah melemah 0,03 poin menjadi Rp12,72 terhadap won Korea
  • Rupiah melemah 18 poin menjadi Rp10.500 terhadap dolar Singapura
  • Rupiah melemah 0,1 poin menjadi Rp468,5 terhadap baht Thailand

3. Rupiah sempat tembus Rp14.000 per dolar AS pekan ini

Rupiah Akhir Pekan Anjlok Dikoyak Euforia Pilpres AS dan COVID-19Ilustrasi Harga Saham Naik (Bullish) (IDN Times/Arief Rahmat)

Padahal hari ini rupiah sempat dibuka menguat. Rupiah naik 20 poin atau 0,14 persen menjadi Rp14.130 per dolar AS hingga pukul 09.20 WIB.

Bahkan rupiah sempat menguat pada level Rp14.000 per dolar AS pekan ini. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa sore ditutup menguat. Rupiah naik 53 poin atau 0,38 persen menjadi Rp14.038 per dolar AS. Rupiah mencatatkan titik tertingginya pada level Rp13.982 per dolar AS, dan terendah Rp14.091 per dolar AS.

Menguatnya rupiah pada awal pekan menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi karena laporan survei konsumen yang dirilis Bank Indonesia pada Oktober 2020, tentang alokasi pengeluaran konsumen yang dipakai untuk berbelanja mencapai 69,36 persen.

Angka ini naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 68,8 persen, sekaligus menjadi yang tertinggi sejak Juni 2019.

"Pasca-PSBB dilonggarkan, kelas menengah yang merupakan motor konsumsi nasional mulai keluar dan berbelanja. Alokasi untuk konsumsi di kelompok masyarakat dengan pengeluaran Rp2,1-3 juta dan Rp3,1-4 juta per bulan mencatatkan kenaikan," kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/11/2020).

Baca Juga: Rupiah Keok terhadap Dolar setelah Beberapa Hari Perkasa, Ada Apa?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya