Rupiah Keok Gara-gara Vaksinasi Tertunda dan Suku Bunga Acuan Turun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (20/11/2020) sore ditutup melemah 10 poin menjadi 14.165 per dolar AS.
Selain kandas oleh dolar AS, rupiah juga memerah terhadap mata uang lainnya. Kenapa rupiah bisa kandas jelang akhir pekan?
1. Turunnya suku bunga acuan
Pemicu pelemahan rupiah pertama adalah kabar Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan kemarin di luar dugaan. Para analis memprediksi Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuan.
"Ini merupakan kejadian yang ke dua kali dan pada akhirnya pasar merespon negatif terhadap kebijakan tersebut," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/11/2020).
Menurut Ibrahim, ini merupakan pembelajaran bagi Bank Indonesia karena waktu yang tepat untuk menurunkan suku bunga sebenarnya di bulan Desember, bukan di bulan November di mana secara bersamaan Bank Sentral Global seperti The Fed, ECB dan BoE akan bersama-sama menurunkan suku bunga.
Baca Juga: Rupiah Masih Tertekan Dolar AS Jumat Pagi
2. Revisi waktu vaksinasi
Editor’s picks
Kedua, pemerintah sebelumnya mengumumkan masyarakat akan divaksinasi masal pada awal Desember 2020. Namun pemerintah merevisi karena vaksin belum tersedia dan kemungkinan baru akan divaksinasi pada akhir Kuartal. Ibrahim menilai pasar kecewa tentang penundaan vaksinasi tersebut.
"Wajar kalau mata uang garuda melemah dalam perdagangan penutupan akhir pekan walaupun ada kabar baik di mana Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2020 surplus sebesar 2,1 miliar dolar AS. Realisasi ini jauh lebih rendah dari kuartal II 2020 dengan surplus mencapai 9,2 miliar dolar AS," katanya.
Dengan begitu, posisi cadangan devisa pada kuartal III 2020 naik menjadi 135,2 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
3. Faktor eksternal yang melemahkan rupiah
Ibrahim mengatakan, melemahnya rupiah sore ini melemah karena sentimen eksternal yakni stimulus AS. Menteri Keuangan Steven Mnuchin telah meminta Federal Reserve untuk mengembalikan dana untuk sistem pinjaman umum yang dikelola untuk mendukung berbagai organisasi selama pandemi.
Dan di sisi lain, Pemimpin Mayoritas Republik Senat Mitch McConnell telah setuju untuk memulai kembali pembicaraan dengan Demokrat tentang paket stimulus COVID-19 yang baru.
Selain itu, surat kabar Times melaporkan bahwa para pemimpin Eropa akan mendesak Komisi Eropa untuk menerbitkan rencana Brexit tanpa kesepakatan saat tenggat waktu akhir tahun semakin dekat.
Baca Juga: Brexit atau Tidak Brexit: 5 Hal Penting soal Pemilu Inggris