Surat Pemberhentian Helmy Yahya Tidak Singgung Soal Liga Inggris
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Program dan Berita TVRI Apni Jaya Putra heran dengan keterangan Dewan Pengawas yang memberhentikan Helmy Yahya dari posisi Direktur Utama terkait masalah penyiaran Liga Inggris. Dalam Surat Pemberitahuan Rencana Pemberhentian (SPRP) yang dikeluarkan Dewas pada 4 Desember 2019, kata Apni, tidak disinggung masalah Liga Inggris.
"Karena itu dalam surat pembelaan Dirut TVRI tidak disampaikan mengenai Liga Inggris. Tapi pada Surat Pemberhentian justru muncul soal Liga Inggris," kata Apni di Gedung DPR, Jakarta, Senin (27/1).
1. Dewas mengikuti rapat pembahasan Liga Inggris
Apni mengungkapkan, pada 17 Juli 2019, Dewas TVRI menggundang direksi untuk membicarakan Liga Inggris. Pada pertemuan ini, disampaikan mengenai harga lisensi Liga Inggris dari MolaTV sebagai pemegang right kerja sama bisnis dan sistem.
"Lalu 18 Juli dewas mengeluarkan surat berisi arahan mengenai Liga Inggris. Ini adalah surat arahan yang disampaikan kepada kami tentang Liga Inggris," ujar Apni.
2. Liga Inggris bukan siaran gratis
Dalam pertemuan tersebut, Helmy menyatakan kepada Dewas TVRI bahwa Liga Inggris bukanlah siaran gratis.
"Gratis adalah cara menontonnya yakni free to air alias bebas via antena. Ungkapan "rezeki anak soleh" yang sering disampaikan oleh dirut kepada pers lebih ke menjaga komitmen kepada pihak MolaTV yang hanya boleh membuka perjanjian ini kepada pihak berkepentingan. Dewas, BPK, dan DPR semuanya sudah kami buka pak untuk pihak berkepentingan," paparnya.
Editor’s picks
Baca Juga: Alasan Dewas TVRI Pecat Helmy Yahya karena Siarkan Liga Inggris
3. Pembayaran hak siar Liga Inggris
Apni memaparkan bahwa kerja sama TVRI dengan Liga Inggris bukan proyek multiyears dan pembayarannya dilakukan per tahun. "Dengan harga 1 lusin senilai US$3 juta dan Mola membeli iklan Liga Inggris TVRI senilai US$1 juta. Kewajiban TVRI di tahun 2019 kepada MolaTV adalah US$1,5 juta," papar Apni.
Kewajiban pembayaran pertama ini, lanjut Apni, sedianya akan dibayarkan melalui penerimaan negara bukan pajak (PNBP) karena mekanisme penggunaan PNBP di akhir tahun memerlukan waktu.
"Sementara penerima PNBP kebanyakan pada akhir tahun, sehingga ada Rp17,5 miliar yang pada akhir tahun kami setor kepada kas negara," ujarnya.
Dengan kondisi proses PNBP ini, maka pihak TVRI sudah bertemu dan menyurati pihak MolaTV bahwa pembayaran tahap I akan bergeser di tahun 2020. Apni menyatakan MolaTV sudah menyampaikan surat bahwa mereka memahami pergeseran ini.
"Dalam perjanjian terpisah pihak MolaTV memberi slot iklan Liga Inggris di TVRI senilai US$1 juta untuk satu lusin. TVRI masih memiliki potensi penjualan iklan pada progran turunan Liga Inggris antara lain highlights dan program-program buletin berita olahraga," kata Apni memaparkan.
Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb
Baca Juga: Direksi TVRI Kesal Dituduh Siarkan Discovery Channel Saat Banjir