Wamenkeu Ungkap Siapa yang Membuat BPJS Kesehatan Sekarat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo mengungkapkan penyebab kenapa BPJS Kesehatan mengalami defisit hingga Rp32 triliun tahun ini. Penyebabnya adalah 32 juta orang dari golongan Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU).
"Dari 265 juta (penduduk Indonesia) itu yang buat bleeeding 32 juta. Yang lainnya tidak buat bleeding," kata Mardiasmo dalam Forum Merdeka Barat 9, di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Senin (7/10).
Baca Juga: Jika Iuran BPJS Kesehatan Tidak Naik, Defisit Bisa Rp77,9 T pada 2024
1. PBPU jelita yang mampu tapi tidak membayar
Dalam PBPU dibagi menjadi 2 kelas yakni jelita dan jelata. Mardiasmo menyebut kelas jelita sebagai penyebab defisitnya BPJS Kesehatan karena hanya membayar saat mereka sakit.
"Karena mereka menggunakan yang namanya effort selection. Dia mendaftar pada saat sakit, dan setelah dapat layanan kesehatan dia berhenti, tidak bayar premi lagi," jelasnya.
2. Ada sisa sekitar 29 juta orang PBPU
Berdasarkan data Kementerian Sosial yang diterima Mardiasmo, dari 32 juta PBPU, sebanyak 3,5 juta di antaranya sudah dikeluarkan karena terbukti tidak aktif.
Hingga saat ini, menurut data dari Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris, hanya ada 50 persen PBPU yang aktif membayar premi.
3. Pensiunan membuat BPJS berdarah tapi tidak besar
Mardiasmo menyebut masyarakat yang sudah pensiun juga menjadi sebab 'berdarahnya' BPJS Kesehatan. Namun angkanya tidak sebesar PBPU 32 juta orang. "Karena waktu usia produktif bayar pajak, sudah saatnya negara membantu," kata dia.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Tunggak Rp6,5 Triliun ke Rumah Sakit, Apa Penyebabnya?