CEO Danantara, Rosan Roeslani. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Dari total Rp150,6 triliun investasi hilirisasi, sektor mineral menyumbang Rp97,8 triliun, dengan rincian sebagai berikut,
Nikel: Rp42 triliun
Tembaga: Rp21,2 triliun
Bauksit: Rp15,6 triliun
Besi baja: Rp9,5 triliun
Timah: Rp1,5 triliun
Komoditas lainnya (seperti pasir silika, emas, perak, kobalt, mangan, batubara, aspal buton, logam tanah jarang): Rp8 triliun
Perkebunan, Kehutanan, dan Energi
Tak hanya mineral, sektor perkebunan dan kehutanan juga mencatat realisasi investasi yang besar, yakni Rp35,9 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari:
Kelapa sawit: Rp21 triliun
Kayu log: Rp11,7 triliun
Karet: Rp1,6 triliun
Komoditas lainnya (seperti pala, kelapa, kakao, dan biofuel): Rp1,6 triliun
Adapun sektor minyak dan gas bumi menyumbang total investasi sebesar Rp15,4 triliun, terdiri dari:
Sementara itu, untuk sektor perikanan dan kelautan turut mencatat investasi sebesar Rp1,5 triliun, mencakup komoditas seperti garam, ikan tuna, cakalang, tongkol, udang, rumput laut, rajungan, dan tilapia. Di samping itu, pemerintah telah menyiapkan berbagai program hilirisasi untuk sektor ini, bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Kita sudah memiliki program bersama KKP, dan insyaAllah bisa mulai berjalan secara penuh di awal tahun depan, tepatnya pada 2026," kata Rosan.
Dengan peningkatan investasi yang signifikan dan ekspansi sektor hilirisasi ke berbagai komoditas, pemerintah optimistis kebijakan hilirisasi akan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa tahun ke depan.