Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penyaluran bantuan pangan stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT). (dok. Rajawali Nusindo)

Intinya sih...

  • PT Rajawali Nusindo salurkan 438 ribu paket bantuan pangan stunting di NTT.
  • Bantuan disalurkan kepada 73 ribu Keluarga Risiko Stunting (KRS) di 7 kabupaten/kota.

Jakarta, IDN Times - Holding BUMN Pangan ID Food melalui anak perusahaannya, PT Rajawali Nusindo telah menyelesaikan penyaluran bantuan pangan penanganan stunting di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ada sekitar 438 ribu paket bantuan pangan stunting yang disalurkan dalam dua tahap.

“Penyaluran dilakukan dalam dua tahap, di mana setiap tahapannya disalurkan sebanyak 219 ribu paket,” kata Direktur Utama PT Rajawali Nusindo, Wahyu Sakti, dikutip dari keterangan resmi, Jumat (4/10/2024).

1. Penerima bantuan stunting dapat telur dan daging ayam

ilustrasi telur ayam. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Wahyu merinci, 438 ribu paket bantuan tersebut disalurkan kepada 73 ribu Keluarga Risiko Stunting (KRS) di wilayah NTT berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Penyaluran di provinsi NTT pada setiap tahapan dilakukan di tujuh kabupaten/kota, terdiri dari Atambua dengan kuota sebanyak 15.534 paket, Ende sebanyak 17.766 paket, Komodo 43.128, Kupang 48.438 paket, Maumere 26.265 paket, Soe 24.294 paket dan Waingapu 43.779 paket.

“Setiap paket terdiri dari 10 butir telur ayam dan 1 kg daging ayam,” ujar Wahyu.

2. NTT duduki peringkat kedua dengan angka stunting tertinggi di Indonesia

Ilustrasi Anak-anak Stunting (twitter.com/Yusuf Ikrom)

Seperti diketahui Stunting di Provinsi NTT merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup mendesak dan memerlukan perhatian serius. Berdasarkan berbagai laporan, NTT merupakan salah satu Provinsi kedua dengan angka stunting tertinggi di Indonesia setelah Provinsi Papua Pegunungan.

Pada tahun 2023 prevalensi stunting di Provinsi NTT sebesar 37,9 persen.  Hal ini menunjukkan bahwa 37 hingga 38 dari 100 balita di Provinsi NTT mengalami stunting.

Sementara berdasarkan data aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat per Februari 2024, prevalensi stunting di NTT sebesar 15,2 persen atau sebanyak 61.961 anak stunting.

3. Ditargetkan prevalensi stunting di NTT bisa turun

Tren dan target penurunan stunting di Indonesia (IDN Times/M Shakti)

Wahyu berharap, kerja sama penyaluran bantuan pangan tersebut dapat memenuhi asupan gizi bagi keluarga yang mempunyai balita rawan stunting serta bagi ibu hamil, sehingga dapat turut menurunkan tingkat prevalensi stunting di NTT.

"Harapannya bantuan yang diberikan tersebut bisa bermanfaat dan segera bisa diolah untuk menambah asupan gizi bagi ibu hamil dan anak balita di wilayah NTT yang masuk ke dalam kategori rawan stunting," tutur Wahyu.

Editorial Team