Indef Ungkap Dampak Tarif Trump ke Kinerja Ekspor-Impor RI

- Tarif resiprokal AS berdampak pada penurunan ekspor dan impor Indonesia sebesar 2,83% dan 2,22%.
- China juga mengalami penurunan kinerja impor sebesar 14,53%, sementara ekspornya masih mungkin tumbuh 3,21%.
- Sektor manufaktur, peralatan elektronik, mineral, komponen elektrik, dan produk kimia turun signifikan akibat penurunan kinerja ekspor.
Jakarta, IDN Times - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengemukakan temuan terkait dampak tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) terhadap kinerja ekspor dan impor beberapa negara yang jadi target, tak terkecuali Indonesia.
Sebagai informasi, tarif resiprokal merupakan tarif atau pajak yang dibebankan ke suatu negara terhadap produk impor dari negara lain sebagai timbal balik atas tarif yang telah dikenakan terlebih dahulu oleh negara tersebut pada produk ekspor dari negara asal.
"Kemudian dampak terhadap ekspor sendiri ya, bisa dilihat ekspor dan impor negara-negara yang dikenakan tarif itu secara umum mengalami penurunan, bahkan yang tidak dikenakan respirokal juga terdampak karena keseimbangan dunia atau keseimbangan perdagangan dunia ini akan berpengaruh," ujar Peneliti Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Indef, Ahmad Heri Firdaus, dikutip Minggu (6/4/2025).
1. Penurunan impor dan ekspor negara mitra dagang AS

Untuk Indonesia, Ahmad menjelaskan kinerja ekspor dan impornya bisa turun 2,83 persen dan 2,22 persen imbas dari penerapan tarif resiprokal AS sebesar 32 persen.
Selain itu, China yang dikenakan tarif resiprokal sebesar 34 persen diprediksi akan mengalami penurunan kinerja impor sebesar 14,53 persen. Namun, kinerja ekspornya masih mungkin tumbuh 3,21 persen.
2. Penurunan ekspor di Indonesia

Penurunan kinerja ekspor itu juga akan berdampak ke beberapa sektor yang jadi andalan ekspor Indonesia.
Sektor manufaktur turun 36,97 persen, peralatan elektronik merosot 13,99 persen, mineral turun 10,13 persen, komponen elektrik turun 10,01 persen, dan produk kimia amblas 9,08 persen.
3. Dampak tarif Trump ke pertumbuhan ekonomi

Selain itu, tarif resiprokal Trump juga akan mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi (PDB) negara-negara mitra dagang AS. PDB Indonesia diperkirakan turun 0,05 persen, Jepang turun 0,04 persen, India turun 0,06 persen, Malaysia turun 0,11 persen, Korea Selatan dan Filipina turun 0,03 persen. Sementara itu, Vietnam juga bakal memiliki penurunan PDB sebesar 0,84 persen, China turun 0,61 persen, dan Thailand merosot 0,35 persen.
"Nah yang paling besar memang terkena dampak itu Vietnam, jadi akan mereduksi pertumbuhannya atau akan mengurangi pertumbuhannya sebesar 0,85 persen. Artinya kalau misalnya Vietnam tumbuhnya 5 persen, nah gara-gara ada kebijakan ini gak jadi 5 persen, hanya 4,16 persen gitu ya karena tereduksi 0,84 persen. Nah kemudian China juga cukup besar ya, pertumbuhan ekonominya akan tergerus sebesar 0,61 persen," tutur Ahmad.
"Indonesia berapa? Nah Indonesia ini memang hanya tergerus sebesar minus 0,05 persen, seperti tadi yang disampaikan, juga tidak terlalu besar. Kenapa? Karena kita masih cukup banyak ya, kita berdagang dengan negara-negara lain seperti India, seperti Cina, Uni Eropa, ASEAN sendiri, kita cukup banyak seperti itu," sambung dia.