Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lowongan kerja (IDN Times/Nathan Manaloe)
ilustrasi lowongan kerja (IDN Times/Nathan Manaloe)

Intinya sih...

  • Kelompok masyarakat dengan pengeluaran bulanan di bawah Rp3,1 juta pesimis untuk berbelanja

  • Ekspektasi konsumen terhadap kondisi enam bulan mendatang masih di zona optimis

  • Ekspektasi ketersediaan lapangan pekerjaan di tingkat SMA menurun

Jakarta, IDN Times - Kekhawatiran masyarakat Indonesia terhadap kondisi pasar tenaga kerja dan prospek penghasilan dalam waktu dekat terus meningkat. Kondisi ini tercermin dari penurunan berkelanjutan pada Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) dalam dua bulan terakhir, dengan penurunan paling signifikan terjadi pada kelompok masyarakat berpendidikan SMA.

Berdasarkan data Survei Konsumen Bank Indonesia periode Juni, IKLK tercatat sebesar 94,1 yang menandakan masyarakat masih berada dalam zona pesimis terhadap ketersediaan lapangan kerja. Angka ini menurun dari bulan sebelumnya, yaitu Mei 2025, yang mencatatkan nilai sebesar 95,7. Penurunan ini melanjutkan tren negatif sejak April 2025, di mana indeks masih berada pada zona optimis sebesar 106,1.

Persepsi konsumen terhadap kondisi lapangan kerja saat ini juga menunjukkan kecenderungan yang pesimis. Jika indeks yang masih berada di bawah angka 100 menunjukkan sebagian besar masyarakat menilai kondisi lapangan kerja belum membaik. Pesimisme ini tersebar di hampir seluruh kelompok usia dan tingkat pendidikan, kecuali kelompok masyarakat berpendidikan Sarjana yang masih menunjukkan optimisme terhadap kondisi ketenagakerjaan.

"Selanjutnya, persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini berada pada zona pesimis (<100), yang bersumber dari seluruh kelompok usia dan pendidikan, kecuali kelompok pendidikan Sarjana yang tetap berada di level optimis," ungkap BI dalam laporan tersebut.

1. Kelompok masyarakat dengan pengeluaran bulanan di bawah Rp3,1 juta pesimis untuk berbelanja

ilustrasi lowongan kerja (IDN Times/Nathan Manaloe)

Kelompok dengan pengeluaran bulanan lebih dari Rp3,1 juta masih memperlihatkan keyakinan terhadap kemampuannya dalam membeli barang-barang tahan lama, sebaliknya, kelompok dengan pengeluaran di bawah Rp3,1 juta menunjukkan pesimisme.

Kondisi ini mengindikasikan tekanan ekonomi di kalangan masyarakat berpendapatan menengah ke bawah. Berdasarkan kelompok usia, masyarakat berusia antara 20 hingga 50 tahun masih menunjukkan optimisme terhadap pembelian barang tahan lama, bahkan mencatatkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya.

Berdasarkan tingkat responden, indeks ketersediaan lapangan kerja (IKLK) pada Juni terjadi penurunan, dengan rincian SMA, 88,0 atau turun 4 poin dibandingkan Mei sebesar 92 poin Akademi/Diploma naik tipis 3,9 poin ke 99,7 poin Sarjana naik 3,7 poin menjadi 104,8 poin Pascasarjana tutun 11,5 poin menjadi 94,3

2. Ekspektasi konsumen terhadap kondisi enam bulan mendatang masih di zona optimis

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)

Meskipun kondisi saat ini cenderung pesimis, ekspektasi konsumen terhadap enam bulan ke depan tetap berada di zona optimis. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada Juni 2025 tercatat sebesar 128,9. Meskipun angka ini sedikit menurun dibandingkan Mei 2025 yang sebesar 129,0, masyarakat tetap memiliki harapan terhadap perbaikan ekonomi di masa mendatang.

Optimisme ini ditopang oleh meningkatnya dua komponen utama, yaitu Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) yang naik dari 127,8 menjadi 129,3, dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) yang meningkat dari 123,8 menjadi 124,1. Sementara itu, Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) tercatat sebesar 133,2 atau sedikit menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar 135,4, namun masih berada dalam zona optimis.

Secara spasial, beberapa kota tercatat mengalami penurunan IEK paling dalam, seperti Semarang, Palembang, dan Pontianak. Namun, penurunan tersebut tertahan oleh peningkatan IEK di sejumlah kota besar lainnya, seperti Medan, Surabaya, dan Denpasar, yang mencatatkan peningkatan cukup signifikan.

Sementara itu, ekspektasi penghasilan dalam enam bulan ke depan secara umum masih menunjukkan optimisme di seluruh kelompok pengeluaran. Namun, kelompok pengeluaran Rp1–2 juta mencatatkan penurunan indeks paling besar, yaitu menjadi 123,9.

Berdasarkan kelompok usia, ekspektasi penghasilan meningkat pada kelompok usia di atas 60 tahun, yang mencatatkan indeks sebesar 128,8, dan kelompok usia 41–50 tahun yang mencatatkan indeks sebesar 135,3. Sementara itu, kelompok usia lainnya mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya.

3. Ekspektasi ketersediaan lapangan pekerjaan di tingkat SMA menurun

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja dalam enam bulan mendatang juga menunjukkan tren peningkatan, terutama pada kelompok dengan pendidikan tinggi. Kelompok berpendidikan Akademi atau Diploma mencatatkan peningkatan indeks sebesar 10,2 poin menjadi 131,1.

Secara umum, ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja dalam enam bulan mendatang meningkat, terutama pada kelompok pendidikan tinggi.

Berdasarkan Tingkat Pendidikan:

  • SMA: turun 3,6 poin menjadi 118,6

  • Akademi/Diploma: naik 10,2 poin menjadi 131,1

  • Sarjana: naik 6,7 poin menjadi 131,1

  • Pascasarjana: naik 12,1 poin menjadi 130,4

Berdasarkan Usia:

  • Mayoritas kelompok usia mengalami peningkatan ekspektasi

  • Namun, kelompok usia 20–30 tahun menurun menjadi 124,9

  • Kelompok usia 51–60 tahun juga menurun menjadi 119,8

Editorial Team