Ini Profil 3 Perusahaan Holding BUMN Farmasi 

Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma

Jakarta, IDN Times - Kementerian BUMN telah mengesahkan Holding Farmasi di awal tahun 2020. Holding farmasi tersebut terdiri dari tiga perusahaan BUMN farmasi, yaitu Bio Farma sebagai induk holding, beranggotakan PT Kimia Farma dan PT Indofarma.

Berikut profil ketiga perusahaan tersebut.

Baca Juga: Profil Bio Farma, BUMN Farmasi yang Tangani Proyek Vaksin COVID-19 

1. Profil Bio Farma

Ini Profil 3 Perusahaan Holding BUMN Farmasi Bio Farma ( ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Didirikan pada 6 Agustus 1890, Bio Farma merupakan BUMN produsen vaksin dan antisera. Dulu, Bio Farma dikenal dengan nama  Parc Vaccinogene atau Landskoepok Inrichting. Pada 1895, nama perusahaan ini berubah menjadi Parc Vaccinogen Instituut Pasteur.

Pada 1923, perusahaan itu menempati Jalan Pasteur Nomor, 28 Bandung. Tak lama kemudian, namanya kembali berubah menjadi Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur dan tahun 1924-1942 dipimpin oleh L Otten.

Saat Indonesia dikuasai Jepang pada 1942, nama perusahaan diubah lagi menjadi Bandung Boeki Kenkyushoo. Kegiatannya dipusatkan di Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur Bandung yang dipimpin Kikuo Kurauchi.

Pada 1946, seluruh kegiatan perusahaan berpindah ke Klaten, Jawa Tengah selama Bandung diduduki Belanda. Bandung Boeki Kenkyushoo kembali berganti nama menjadi Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur. Pada periode ini lembaga dipimpin oleh R. M. Sardjito (1945-1946). Dia merupakan orang Indonesia pertama yang memimpin lembaga ini.

Pada 1955, seiring dengan terjadinya nasionalisasi berbagai perusahaan milik pemerintah Belanda, pemerintah Indonesia mengubah Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur menjadi Perusahaan Negara Pasteur.

Pada 1961, nama perusahaan Negara Pasteur berubah lagi menjadi Bio Farma. Hal itu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 1961 (Lembaran Negara Tahun 1961 No.101). Setelah melalui penelitian dan penilaian, bentuk badan usaha Bio Farma resmi menjadi Perusahaan Umum Bio Farma dengan Peraturan Pemerintah RI No. 26 tahun 1978. Pada periode itu Prof. Dr. Konosuke Fukai telah mengawali upaya transfer teknologi produksi Vaksin Polio dan Campak.

Setelah hampir dua puluh tahun berstatus sebagai Perum, melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1997 perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang selanjutnya dikenal dengan PT. Bio Farma (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia.

Pada 2020, perusahaan ini ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi induk holding BUMN farmasi, melalui pengalihan saham Kimia Farma dan Indofarma yang dipegang oleh pemerintah ke Bio Farma.

2. Kimia Farma, perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia

Ini Profil 3 Perusahaan Holding BUMN Farmasi Apotek Kimia Farma di Jalan Agus Salim Samarinda kehabisan stok (IDN Times/Yuda Almerio)

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia. Didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1817, nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.

Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, pemerintah Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi Perusahaan Negara Farmasi (PNF) Bhinneka Kimia Farma. Pada 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas. Dengan demikian, nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma.

Dikutip dari laman resmi PT Kimia Farma, perusahaan tersebut kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik pada 4 Juli 2001. Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia).

Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. 

Berdasarkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya Nomor AHU-0017895.AH.01.02 Tahun 2020 tanggal 28 Februari 2020 dan Surat Nomor AHU-AH.01.03-0115053 tanggal 28 Februari. 

Dalam Akta RUPSLB Nomor 18 tanggal 18 September 2019, terjadi perubahan nama perusahaan. Semula bernama PT Kimia Farma (Persero) Tbk, lalu berubah menjadi PT Kimia Farma Tbk, efektif per tanggal 28 Februari 2020.

Sepanjang perjalanannya, PT. Kimia Farma telah berekspansi. Bisnisnya tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga memasuki tingkat perdagangan internasional.

Baca Juga: Profil Kimia Farma, Farmasi Tertua RI yang Ekspansi ke Mancanegara

3. Profil Indofarma

Ini Profil 3 Perusahaan Holding BUMN Farmasi ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Indonesia Farma (Persero) Tbk disingkat Indofarma (Persero) Tbk (INAF) didirikan pada 2 Januari 1996 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1983. Kantor pusat dan pabrik INAF terletak di Jalan Indofarma No.1, Cibitung, Bekasi 17530 – Indonesia.

Pada awalnya, INAF merupakan pabrik obat yang didirikan pada 1918 dengan nama pabrik Obat Manggarai. Pada 1950, Pabrik Obat Manggarai diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dikelola oleh Departemen Kesehatan. Pada 1979, nama pabrik obat ini diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan.

Kemudian, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik indonesia (PP) No.20 tahun 1981, Pemerintah menetapkan Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan menjadi Perseroan Umum Indonesia Farma (Perum Indofarma). Selanjutnya pada 1996, status badan hukum Perum Indofarma diubah menjadi Perusahaan (Persero). Pemegang saham pengendali Indofarma (Persero) Tbk adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen (Saham Seri A Dwiwarna) dan 80,66 persen di saham Seri B.

Baca Juga: Kimia Farma dan Indofarma Produksi Obat untuk Penanganan COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar
  • Bella Manoban

Berita Terkini Lainnya