Kurangi Impor, BKPM Petakan Kekuatan Industri Alkes Dalam Negeri

Diharapkan bisa menarik investor berproduksi di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan empat kali pertemuan dengan Gabungan Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab). Hal itu untuk memetakan peluang serta kekuatan industri alat-alat kesehatan dan laboratorium (alkeslab) di tanah air.

Strategi yang dilakukan adalah meningkatkan daya saing industri alkeslab di Indonesia dengan memastikan kemudahan perizinan, menyusun rencana fasilitas yang dapat diberikan, infrastruktur hingga hak paten produk-produk yang dihasilkan.

“Kita duduk dan berpikir bersama untuk membangun pengembangan ekosistem industri alkeslab. Jangka pendek tentunya terkait penanganan COVID-19, jangka menengah terkait industri yang sudah siap membangun pabrikan di Indonesia sejak 5-10 tahun yang lalu, dan jangka panjang tentang sinergi pengusaha dengan peneliti dan akademisi dari universitas serta lembaga penelitian agar hasil penelitian bisa dikembangkan ke skala industri,” kata Juru Bicara BKPM, Tina Talisa dalam keterangan tertulis, Rabu (3/6).

1. Gakeslab masih menyusun produk yang dapat dikembangkan

Kurangi Impor, BKPM Petakan Kekuatan Industri Alkes Dalam NegeriPT Paragon menyalurkan Rp40 Miliar untuk 40 rumah sakit di Indonesia. (Dok.Paragon)

Baca Juga: Disentil DPR Soal Mafia Alkes, Holding BUMN Farmasi: Kita Tak Terlibat

Sekjen Gakeslab, Randy H Teguh mengapresiasi langkah BKPM untuk mengawal pengembangan industri alkeslab tanah air. Bagi Gakeslab, tujuan yang ingin dicapai adalah kemandirian kesehatan nasional secara bertahap sampai tahun 2024 dengan mengedepankan keamanan, mutu, dan kinerja alkeslab.

“Gakeslab sedang menyusun lebih detail soal produk-produk apa saja yang siap diproduksi pengusaha nasional, termasuk produk-produk apa yang dapat dikembangkan oleh perusahaan besar atau Penanaman Modal Asing (PMA) agar bisa menarik investor berproduksi di Indonesia. Kami juga menginventarisasi jumlah dan kesiapan industri, agar para pengusaha yang semula adalah importir dan distributor dapat berubah menjadi produsen,” kata Randy.

2. Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 bisa memproduksi 100-300 unit ventilator tiap minggu

Kurangi Impor, BKPM Petakan Kekuatan Industri Alkes Dalam Negeri(Presiden Joko Widodo tengah menunjukkan ventilator buatan dalam negeri) Biro Pers Istana

Terkait penanganan COVID-19, sebelumnya Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 siap memproduksi 100-300 unit ventilator setiap minggu. Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan tahap produksi telah berjalan di beberapa pabrik.

"Setelah dapat izin dan uji klinis, minggu depan sudah mulai produksi. Kapasitas per pabrik berbeda-beda. Bulan depan diperkirakan sudah banyak ventilator yang diproduksi dan didistribusikan," ujar Bambang usai peluncuran virtual produk hasil riset untuk penanganan COVID-19, Rabu (20/5).

3. Alat tes COVID-19 buatan dalam negeri diklaim lebih murah dibanding impor

Kurangi Impor, BKPM Petakan Kekuatan Industri Alkes Dalam NegeriDok. RSI Banjarnegara

Selain itu, kata Bambang, alat tes COVID-19 yang diproduksi dalam negeri bisa menekan anggaran. Sebab, menurut Bambang, memproduksi alat tes COVID-19 sendiri jauh lebih murah dibanding pengadaan produk impor.

"Ini menjadi satu daya tarik bukti kemampuan peneliti kita. Kami juga mengapresiasi mitra industri yang membantu produksi dengan pendekatan efisien. Mereka bukan pelaku industri alat kesehatan, tapi teknologi yang mereka punya bisa menghasilkan barang yang murah," kata Bambang.

Baca Juga: Jokowi Pamer RI Bisa Produksi Sendiri 55 Jenis Alkes Lawan COVID-19

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya