Singapura Minta Kepastian Regulasi Kemudahan Investasi di Indonesia

Singapura negara tertinggi investasi di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar meminta kepastian regulasi investasi di Indonesia. Saat ini, Singapura merupakan investor nomor satu di Indonesia. Realisasi investasi asing (Penanaman Modal Asing) pada kuartal III-2019 mencapai Rp105 triliun. Realisasi ini meningkat 0,1 persen dibandingkan kuartal II 2019 sebesar Rp104,9 triliun.

“Kami sangat mengapresiasi perhatian dari Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Kami ada beberapa harapan misalnya kepastian regulasi, kebutuhan pelabuhan di Kawasan Ekonomi Khusus Kendal, status Batam, dan sebagainya. Hubungan Singapura-Indonesia semakin mesra di era pemerintahan Jokowi,” ujar Kumar saat berkunjung ke Kantor BKPM, Jakara, Senin (4/11).

Baca Juga: BKPM: Pembangunan Infrastruktur Tingkatkan Investasi di Luar Jawa

1. Singapura jadi negara tertinggi yang berinvestasi ke Indonesia

Singapura Minta Kepastian Regulasi Kemudahan Investasi di Indonesia(Dubes Singapura Anil Kumar Nayar bertemu Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di kantor BKPM, Jakarta, Kantor BKPM, Jakarta, Senin 4 November 2019) Dok.IDN Times/Istimewa

Singapura masih tercatat sebagai negara tertinggi yang berinvestasi di Indonesia. Komposisi Penanaman Modal Asing (PMA) dari Singapura mencapai US$1,9 miliar atau 27,1 persen dari total PMA. Berada di posisi teratas, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi komitmen negeri jiran itu dalam berinvestasi di Indonesia.

“Tidak hanya dari segi besaran nilai investasi, tapi kami apresiasi juga Singapura berkomitmen meningkatkan kualitas investasinya. Artinya, investasinya juga menciptakan lapangan kerja, meningkatkan sumber daya manusia. Dia bangun politeknik dan sekolah, serta meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian,” ucap Bahlil.

2. Investasi Singapura menyebar hingga ke luar Pulau Jawa

Singapura Minta Kepastian Regulasi Kemudahan Investasi di IndonesiaDok.IDN Times/Istimewa

Bahlil menjelaskan, investasi Singapura semakin menyebar hingga ke luar Pulau Jawa. Artinya, investasi Singapura tidak lagi terkonsentrasi di Jawa. Bahkan, porsi investasi di luar Jawa kini lebih besar.

"Hal ini berkat pembangunan infrastruktur secara besar-besaran di berbagai daerah. Sehingga bermunculan sentra-sentra perekonomian dan industri baru,” kata dia.

Berdasarkan data BKPM, investasi Singapura tersebar di Jawa sebesar 47,9 persen, di luar Jawa sebesar 52,1 persen yang tersebar di Sumatera (28 persen), Kalimantan (13,0 persen), Sulawesi (4,4 persen), Papua dan Maluku (3,4 persen), Bali dan Nusa Tenggara (2,4 persen).

3. BKPM akan turun ke lapangan membantu investor

Singapura Minta Kepastian Regulasi Kemudahan Investasi di IndonesiaIDN Times/Hana Adi Perdana

Bahlil mengatakan, pihaknya siap turun langsung ke lapangan di berbagai daerah untuk membantu investor mempercepat realisasi investasi.

“Banyak masalah di daerah. Itu kami akui. Oleh sebab itu, tugas kami mempermudah investor masuk ke Indonesia. Tugas Pak Dubes membawa investor masuk ke sini. Saya siap membantu sampai investasi itu terealisasi. Sampai bangun pabriknya,” ujar dia.

Bahlil menuturkan, pihaknya siap menemani dan mendampingi investor yang masuk ke Indonesia dalam mengurus berbagai perizinan sampai ke berbagai daerah.

“Kami akui bahwa masalah perizinan ini di daerah-daerah masih susah. Tapi kami akan menemani dan mendampingi. Itu tugas kami agar investor merasa nyaman masuk ke negara kita. Jangan kita bikin susah,” ucap dia.

Selain itu, Bahlil menyebutkan, pihaknya juga sudah memerintahkan jajaran di BKPM untuk membantu secara langsung investor-investor yang menemui kendala di lapangan.

“Misalnya ada masalah pembangkit. Langsung kita dampingi dan bantu selesaikan masalahnya di lapangan. Kami turunkan tim, apa masalahnya langsung selesaikan,” ujar dia.

4. Indonesia peringkat ke-5 terendah kemudahan berinvestasi di ASEAN

Singapura Minta Kepastian Regulasi Kemudahan Investasi di IndonesiaIDN Times/Arief Rahmat

Peringkat kemudahan berinvestasi di Indonesia masih jalan di tempat. Indonesia menempati peringkat ke-5 terendah di ASEAN. Indonesia juga peringkat ke-73 dari Asia Tenggara, jauh dari posisi 40 yang ditargetkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Menanggapi hal itu, Bahlil mengatakan akan melakukan sinkronisasi lintas sektor.

"Memang peringkat nya stagnan, belum ada peningkatan. Minimal kami akan tingkatkan peringkat ke-50 dari 73. Kami akan koordinasi ke Kemenko Perekonomian, akan sinkronisasi agar urusan kemudahan ini dilimpahkan ke kami," kata Bahlil.

Baca Juga: Peneliti CIPS: Kebijakan Pro Investasi Bisa Tekan Resesi 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya