Di tengah krisis iklim global dan desakan untuk menekan laju emisi gas rumah kaca, transisi energi bukan lagi sekadar wacana—melainkan keniscayaan. Di balik pergeseran besar menuju energi terbarukan, nikel memainkan peran krusial sebagai bahan utama dalam produksi baterai kendaraan listrik.
Indonesia, sebagai salah satu penghasil nikel terbesar di dunia, berada di garis depan perubahan ini, khususnya PT Vale Indonesia yang menjadi pelopor hilirisasi berbasis energi terbarukan dalam industri pengolahan nikel nasional.
Sebagai perusahaan tambang nikel yang telah beroperasi di Indonesia sejak 1968, PT Vale Indonesia melihat tantangan iklim bukan hanya sebagai risiko, tapi juga sebagai peluang untuk berinovasi agar terciptanya masa depan yang lebih baik. Tentunya menambang kebaikan yang bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat.
Sejalan dengan komitmen global dalam Perjanjian Paris, PT Vale Indonesia telah merancang Peta Jalan Karbon Netral tahun 2050, yang juga selaras dengan Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon Untuk Pencapaian Target.
Peta Jalan Karbon Netral ini merupakan panduan komprehensif mengenai inovasi-inovasi strategis PT Vale Indonesia untuk mencapai target karbon netral 2050. PT Vale Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon sebesar 33 persen pada 2030—yang melampaui target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia pada 2060.
Menurut laporan tahunan PT Vale Indonesia 2024, total emisi GRK tahun 2024 yang dihasilkan PT Vale Indonesia sebesar 2.135.742 ton CO2 eq. Pencapaian tersebut masih dalam proyeksi Peta Jalan Net Zero Emission PT Vale Indonesia . Penurunan emisi GRK PT Vale Indonesia menitikberatkan pada peningkatan efisiensi energi, penggunaan energi bersih dan penerapan teknologi rendah karbon.
Inovasi-Inovasi PT Vale Indonesia untuk mengurangi emisi karbon demi terwujudnya masa depan yang lebih baik adalah sebagai berikut ini. Kamu mungkin bisa terinspirasi dengan inovasi yang mereka kembangkan.