5 Langkah Konkret Vale dalam Mencapai Nol Emisi Karbon

Nol emisi karbon atau yang biasa dikenal dengan NZE (Net Zero Emission) merupakan langkah dalam mengatasi pencemaran lingkungan dan global warming yang kian marak terjadi di sekitar. Istilah NZE juga disebut dengan karbon netral. Kondisi ini ditunjukkan dengan jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi karbon yang dapat diserap bumi.
Keseimbangan energi di alam sangat diperlukan guna memperbaiki banyak aspek kehidupan. Di antaranya pengaruh perubahan iklim global, perlindungan ekosistem, keanekaragaman hayati, serta peningkatan lingkungan hidup. Tak hanya itu, keseimbangan ini juga berdampak pada perbaikan bidang seperti kesehatan, sosial, politik, dan permasalahan global lainnya.
PT Vale Indonesia berkolaborasi dengan pemerintah guna mencapai target bersama dalam mengurangi emisi karbon. Target bersama keduanya meliputi pengurangan emisi karbon sebesar 45 persen pada 2030 dan pencapaian Net Zero Emission pada 2050. Langkah ini menjadi awal yang baik dalam menambang kebaikan. Selain itu, kerjasama strategis keduanya mampu menciptakan energi terbarukan hingga mengurangi limbah dan polusi, lho. Berikut lima langkah PT Vale Indonesia dalam #MenambangKebaikan guna mencapai nol emisi karbon. Simak, ya!
1. Adanya elektrifikasi operasional

Elektrifikasi operasional berperan penting dalam mencapai nol emisi karbon. Strategi ini dilakukan dengan menggantikan sumber energi fosil dengan energi listrik yang terbarukan. Langkah ini berdampak positif karena dapat mengefisienkan energi serta dapat menghemat biaya operasional. Tak hanya itu, langkah ini juga dapat mengurangi polusi lingkungan sekitar, lho!
PT Vale Indonesia melakukan elektrifikasi operasional dengan mengganti peralatan diesel yang biasa digunakan dengan peralatan listrik. Langkah ini menjadi strategi yang efektif dalam mencapai nol emisi karbon. Selain itu, elektrifikasi operasional ini juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 70-90 persen. Wah, efektif, ya!
2. Pengurangan konsumsi energi

Pengurangan konsumsi energi menjadi poin penting dalam mencapai nol emisi karbon. Langkah ini dapat dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan hingga penggunaan teknologi hijau. Tak hanya itu, langkah sederhana seperti penggunaan konsumsi listrik dapat menjadi langkah yang optimal dalam mencapai nol emisi karbon, lho.
Penggunaan energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan hidro kian digalakkan akhir-akhir ini. PT Vale Indonesia menerapkan penggunaan panel surya guna menghemat energi dan menjaga keseimbangan perubahan iklim. Selain itu, penggunaan panel surya juga mengurangi ketergantungan pada bahan fosil. Jika ditinjau dari segi operasional, penerapan ini sangat efektif dalam menghemat biaya operasional. Inovatif, ya!
3. Pengembangan ekosistem

Pengembangan ekosistem berperan dalam menjaga lingkungan berkelanjutan. Langkah ini juga digunakan dalam mencapai target Zero Net Emission pada 2050. Pengembangan ekosistem dilakukan dengan berbagai aktivitas penghijauan seperti reboisasi, konservasi hutan, pengembangan ekowisata, serta pengelolaan sumber daya alam secara efektif.
Ekosistem yang terjaga berperan dalam penyerapan karbon dari atmosfer. Pengembangan ekosistem ini dapat mengurangi jumlah emisi, memperbaiki kualitas udara, hingga menjaga keseimbangan iklim. Oleh karena itu, pentingnya menjaga dan mengembangkan ekosistem dalam mencapai nol emisi karbon, ya!
4. Penggunaan transisi energi

Penggunaan transisi energi menjadi tantangan dalam tersendiri dalam mencapai nol emisi karbon. Selain membutuhkan biaya yang cukup tinggi, dibutuhkan regulasi dan kebijakan yang mendukung. PT Vale Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta organisasi lingkungan internasional dalam upaya melakukan transisi energi.
Transisi energi dilakukan dengan aktivitas yang mendukung Zero Net Emission. Diantaranya penggunaan energi surya di Sorowako, pengembangan energi angin, serta pengembangan sistem pengelolaan energi terintegrasi. Indonesia menargetkan 23 persen energi terbarukan pada 2025. Tak hanya Indonesia, negara lain seperti Denmark, Jerman, dan Norwegia juga mengembangkan penggunaan transisi energi.
5. Penggunaan hydro power

Penggunaan hydro power atau yang biasa yang disebut dengan tenaga air menjadi inovasi dalam menerapkan efisiensi energi. Di Indonesia hydro power juga kerap disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Penggunaan hydro power ini menghasilkan energi listrik yang bersih dan terbarukan.
PT Vale Indonesia menggunakan hydro power di Sorowako dan Pomalaa yang terletak di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Penggunaan ini menjadi langkah konkret perusahaan dalam mencapai nol emisi karbon. Tak hanya itu, hydro power juga dapat berperan dalam irigasi dan pengendalian banjir, lho. Wah, multifungsi, ya!
Langkah PT Vale Indonesia menjadi salah upaya konkret perusahaan dalam menjaga lingkungan berkelanjutan hingga mencapai nol emisi karbon. #StartsWithMe dan peran masyarakat juga tak kalah penting guna mencapai tujuan bersama. Kita dapat memulainya dengan langkah sederhana seperti menjaga lingkungan sekitar serta menggunakan energi secukupnya sesuai kebutuhan.