Investasi Seret, Ini yang Diminta Sri Mulyani dari Danantara

Intinya sih...
Tekanan global pengaruhi aktivitas investasi Investasi perlu menjadi perhatian serius karena stagnasinya berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi. Harga komoditas juga cenderung fluktuatif, tercermin dari indeks PMI global yang kontraktif.
Pemerintah dorong kenaikan investasi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi antara 5,3 hingga 5,8 persen pada 2026. Investasi harus tumbuh minimal dua kali lipat dari capaian kuartal I untuk mendekati target tersebut.
Danantara diandalkan jadi katalis investasi Sri Mulyani menekankan pentingnya peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dalam mendorong investasi.
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyoroti lemahnya pertumbuhan investasi di kuartal I-2025, terlihat dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) hanya tumbuh 2,1 persen.
"Yang mungkin perlu kita waspadai pertama adalah PMTB atau investment di triwulan I hanya tumbuh 2,1 (persen), yang merah atas itu termasuk sangat lemah," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (3/7/2025) malam.
Menurutnya, angka tersebut jauh dari kisaran ideal sekitar 5 persen yang dibutuhkan untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional. Padahal, investasi berkontribusi sekitar 28 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Kalau kita ingin tumbuh 5 persen, biasanya investment juga harus tumbuhnya sekitar 5 persen karena investasi itu menjelaskan 28 persen dari GDP kita," ujarnya.
1. Tekanan global pengaruhi aktivitas investasi
Investasi perlu menjadi perhatian serius karena stagnasinya berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi. Dia menyebut aktivitas manufaktur global mulai melemah pada triwulan II-2025, tercermin dari indeks PMI global yang berada di zona kontraktif.
Harga komoditas juga cenderung fluktuatif, diperparah oleh eskalasi konflik antara Israel dan Iran yang sempat mendorong lonjakan harga minyak hingga 8 persen. Kondisi itu menambah tekanan terhadap perdagangan dan investasi global yang diperkirakan terus melemah.
"Untuk pertumbuhan volume perdagangan akan hanya tipis di atas 0 dan investasi global juga akan menurun. Ini situasi global yang tidak makin membaik," sebutnya.
2 Pemerintah dorong kenaikan investasi
Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan investasi yang lemah harus segera dipacu, terutama jika pemerintah ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi antara 5,3 hingga 5,8 persen pada 2026.
Dia menegaskan, investasi harus tumbuh minimal dua kali lipat dari capaian kuartal I untuk mendekati target tersebut. Pemerintah pun terus melakukan deregulasi guna memudahkan investasi masuk ke sektor-sektor prioritas.
"Pertumbuhan investasi yang kuartal I hanya 2,1 persen perlu dipicu kalau kita ingin mencapai growth yang lebih tinggi, apalagi kalau aspirasinya (pertumbuhan ekonomi) mencapai 8 persen," paparnya.
3. Danantara diandalkan jadi katalis investasi
Sri Mulyani menekankan pentingnya peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dalam mendorong investasi. Danantara sebagai lembaga milik negara didorong harus mampu menarik investasi swasta.
Jadi, Danantara jangan justru mendominasi pasar dan menimbulkan efek crowding out. Itu adalah kondisi ketika peran atau dominasi pemerintah atau badan negara justru menghambat keterlibatan sektor swasta.
Jika Danantara berhasil menjadi katalis, Sri Mulyani meyakini sovereign wealth fund Indonesia tersebut dapat memainkan peran strategis dalam memperkuat basis investasi nasional.
"Jadi ini adalah sesuatu yang perlu terus disampaikan, kami telah berkomunikasi terus dengan tim Danantara," ucapnya.