Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Rencana tarif baru AS picu tekanan di pasar

  • Presiden AS Donald Trump menyebut akan mengirim surat pemberitahuan tarif kepada sejumlah negara menjelang tenggat 9 Juli.

  • Tarif yang direncanakan berada di kisaran 10 persen hingga 70 persen dan dijadwalkan mulai berlaku pada 1 Agustus

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (7/7/2024) sore.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp16.239 per dolar AS, melemah 54,5 poin atau 0,34 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.185 per dolar AS.

1. Rencana tarif baru AS picu tekanan di pasar

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menyampaikan pelemahan rupiah terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas rencana tarif dagang baru dari Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump menyebut pemerintahannya akan mulai mengirim surat pemberitahuan tarif kepada sejumlah negara pada Jumat, menjelang tenggat 9 Juli.

Tarif yang direncanakan berada di kisaran 10 persen hingga 70 persen dan dijadwalkan mulai berlaku pada 1 Agustus. Trump juga mengumumkan negara-negara yang dianggap berpihak pada BRICS akan dikenakan tarif tambahan sebesar 10 persen karena dianggap merugikan kepentingan AS.

Sebelumnya, Trump sempat menyatakan AS hampir mencapai sejumlah kesepakatan dagang, tetapi ketidakjelasan detail membuat pasar tetap gelisah meskipun waktu negosiasi diperpanjang tiga minggu.

"Perpanjangan tiga minggu ini memberi negara lain lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan dengan AS, tetapi kurangnya rincian membuat investor merasa khawatir," ujarnya.

2. Ekspektasi pemangkasan suku bunga AS turun

Ibrahim menjelaskan dolar AS juga diperkuat oleh turunnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat. Hal itu dipicu oleh data tenaga kerja yang masih kuat, terutama dari laporan penggajian pekan lalu.

Menurutnya, para pelaku pasar kini sebagian besar menepis kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Juli, dan memperkirakan The Fed juga akan menahan suku bunga pada pertemuan September.

"Minggu ini fokus pasar hanya pada rilis notulen rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terbaru yang akan dirilis hari Rabu (Kamis pukul 01.00 WIB)," tambahnya.

3. Proyeksi pergerakan rupiah masih terbatas

Ibrahim memaparkan pada perdagangan sore ini, rupiah ditutup melemah 54 poin setelah sempat menyentuh pelemahan 65 poin.

Untuk perdagangan Selasa (8/7/2024), Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup melemah dalam kisaran Rp16.230 hingga Rp16.280 per dolar AS.

Editorial Team