Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kegiatan Pratambang dan Pascatambang PT Vale yang Patut Diapresiasi

ilustrasi reklamasi PT Vale (vale.com)
Intinya sih...
  • PT Vale Indonesia menerapkan pertambangan berkelanjutan dan ramah lingkungan.
  • Ada banyak program kegiatan pratambang hingga pascatambang PT Vale untuk konservasi hayati dan reklamasi wilayah.
  • Sistem penambangan terbuka, pengelolaan limbah, dan pemanfaatan sumber energi terbarukan merupakan upaya mendukung pertambangan yang berkelanjutan.

Kegiatan pertambangan adalah salah satu kegiatan yang sangat rentan menimbulkan kerusakan lingkungan. Dalam prosesnya, ini bisa menyebabkan penggundulan hutan, pengeboran atau penggalian lahan, hilangnya ekosistem, hingga masalah polusi. Namun, jika kegiatan pertambangan dilakukan secara bertanggung jawab, kerusakan dan masalah-masalah tersebut dapat diminimalkan sekecil mungkin dan menjadi pertambangan yang berkelanjutan.

Bicara tentang pertambangan berkelanjutan, PT Vale Indonesia adalah salah satu perusahaan tambang yang memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan pertambangan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Perusahaan yang sudah beroperasi lebih dari 50 tahun di Indonesia ini memiliki perencanaan kegiatan pertambangan yang sangat kompleks, matang, dan terpadu, baik dari kegiatan pratambang hingga pascatambang. CEO PT Vale, Febriany Eddy, dalam gelar wicara yang diadakan oleh IDN Times bertajuk “Investasi Berkelanjutan untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi” menjelaskan program-program PT Vale selalu didesain untuk tujuan net-zero emission dari awal hingga akhir program.

Tidak mengherankan, meski sudah menambang lebih dari setengah abad di Indonesia, PT Vale tetap mampu menjaga kelestarian lingkungan di sekitar area tambang dengan baik. Salah satu wujud paling nyata yang menarik perhatian ialah kejernihan Danau Matano, sebuah danau purba yang berada di sekitar area tambang PT Vale dan menjadi sumber air utama kehidupan masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, PT Vale juga memiliki program pembibitan dan penghijauan kembali area bekas tambang yang telah dieksplorasi. Soal emisi karbon, PT Vale dilaporkan menjadi salah satu industri tambang yang rendah karbon di Indonesia.

Menarik untuk diulik, kira-kira apa saja resep PT Vale Indonesia menerapkan pertambangan berkelanjutan dan ramah lingkungan? Inilah kegiatan pratambang hingga pascatambang PT Vale yang patut diapresiasi dan dijadikan model inspirasi.

1. Kegiatan pratambang PT Vale

ilustrasi pembibitan PT Vale (vale.com)

Dalam industri pertambangan, terdapat beberapa rangkaian kegiatan utama, yaitu eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian, dan reklamasi. Pada tahap awal, dilakukan kegiatan eksplorasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi sumber daya alam potensial yang tersedia. Pada tahap ini, dilakukan pembukaan lahan yang sering kali melibatkan penebangan hutan (deforestasi).

Seperti yang kita tahu, penebangan hutan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang besar, seperti hilangnya habitat hewan dan tumbuhan, hilangnya resapan air, hingga berkurangnya keanekaragaman hayati. Menariknya, PT Vale memiliki beragam program kegiatan pratambang untuk mencegah atau meminimalisasi kerusakan-kerusakan tersebut, seperti melakukan pendataan terhadap daftar keanekaragaman hayati pada area hutan yang akan ditebang, melakukan pembibitan untuk proses penghijauan kembali area pascatambang, hingga melakukan konservasi berbagai jenis tanaman dan hewan lokal dan endemik di hutan yang ditebang.

Dilansir laman Vale, sebelum dilakukan penebangan hutan untuk tambang, PT Vale melakukan pendataan terhadap keanekaragaman hayati yang terdapat pada areal penambangan. Ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman atau hewan apa saja yang menempati area tersebut. Setelah itu, PT Vale melakukan sampling dengan mengambil beberapa sampel tanaman untuk dilakukan pembibitan dan pembudidayaan tanaman. Selain tanaman, ini juga dilakukan untuk konservasi hewan, terutama hewan yang dilindungi dan terancam punah.

Untuk mengelola keanekaragaman hayati ini, PT Vale membangun fasilitas pusat pembibitan atau nursery seluas 2,5 hektare. Fasilitas ini diperuntukkan sebagai tempat pembibitan, perawatan, pemeliharaan, dan pengembangan tanaman hasil sampling. Saat ini, fasilitas nursery PT Vale memiliki sekitar 13 ribu jenis bibit tanaman, baik tanaman lokal maupun endemik. Adapun, setiap tahunnya, ada sekitar 700 ribu bibit tanaman yang diproduksi.

Selain fasilitas pembibitan, PT Vale juga memiliki arboretum, yaitu tempat menyimpan koleksi berbagai jenis pohon yang berasal dari hutan yang ditambang. Arboretum ini dibangun sebagai upaya konservasi ex situ bagi tanaman-tanaman yang bernilai konservasi tinggi. Selain itu, ia juga menjadi sumber plasma nutfah. Saat ini, arboretum PT Vale menjadi rumah bagi 74 jenis tanaman lokal dan endemik.

Tak hanya konservasi tanaman, konservasi terhadap keanekaragaman fauna juga dilakukan oleh PT Vale. Di kawasan nursery juga disediakan area-area khusus untuk penangkaran hewan endemik atau lokal, contohnya pelestarian kupu-kupu bidadari (Cethosia myrina) yang merupakan spesies endemik hutan Sulawesi.

Nantinya, bibit-bibit tanaman dan konservasi flora-fauna ini akan digunakan dalam proses reklamasi dan rehabilitasi wilayah pascatambang. Di kawasan nursery tersebut juga disediakan berbagai jenis tanaman perintis atau pionir, seperti lumut dan paku-pakuan. Tanaman-tanaman ini nantinya akan mendukung keberhasilan suksesi alami hutan yang telah ditambang.

Menariknya, PT Vale tak hanya mengembangkan keanekaragaman hayati untuk kepentingan perseroan, melainkan juga mendonasikan ratusan bibit ke sekolah atau instansi untuk program penghijauan. Setiap tahunnya, PT Vale menyiapkan sekitar 25 ribu bibit tanaman untuk masyarakat atau instansi. Selain itu, pusat pembibitan ini juga dibuka untuk umum yang bisa digunakan sebagai pusat penelitian atau edukasi.

Daftar panjang kegiatan pratambang PT Vale tak berhenti di situ. PT Vale juga berkolaborasi dengan Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) untuk menyusun dokumen Panduan Konservasi Ekosistem dan Lingkungan Indonesia bagi Dunia Usaha di Sektor Tambang. Ini adalah dokumen keanekaragaman hayati pertama dalam bisnis tambang Indonesia. Dokumen ini menjadi panduan dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di PT Vale dan diharapkan bisa menjadi panduan atau percontohan bagi industri tambang lainnya.

2. Kegiatan penambangan dan produksi PT Vale

area penambangan PT Vale (vale.com)

PT Vale Indonesia melakukan penambangan dengan sistem penambangan terbuka (open-cast mining). Artinya, ini melibatkan pembabatan vegetasi dan penghilangan lapisan atas tanah untuk mengambil sumber daya (bijih nikel) yang diperlukan. Menariknya, PT Vale tidak melakukan penambangan secara bersamaan pada lahan yang telah dibuka, melainkan dilakukan penambangan secara progresif dan terintegrasi.

Penambangan progresif dan terintegrasi PT Vale dilakukan dengan cara menambang secara bertahap pada beberapa bagian area lahan. Setelah lahan pertama selesai dilakukan penambangan, segera dilakukan proses reklamasi atau revegetasi, dan berpindah ke area lainnya. Jadi, proses reklamasi dan penambangan dilakukan secara berdampingan, tidak menunggu semua area konsesi penambangan ditutup terlebih dahulu.

Sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menciptakan penambangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sistem penambangan PT Vale ini dapat meminimalkan terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih besar, seperti erosi dan sedimentasi. Hal ini juga dapat membatasi jumlah bukaan lahan yang memungkinkan potensi bahaya lebih serius, seperti kontaminasi bahan kimia ke lingkungan. Jika lahan yang ditambang segera dilakukan revegetasi, ini juga dapat meningkatkan serapan karbon lebih cepat.

Untuk pengangkutan hasil tambang, PT Vale juga tidak hanya mengandalkan operasional dump truck, melainkan juga menggunakan teknologi modular screening station (MSS). Penggunaan teknologi MSS ini dapat memangkas jarak tempuh dump truck dan menekan konsumsi bahan bakar diesel yang digunakan oleh truk pengangkut tersebut. Dengan begitu, ini bisa meminimalisasi jumlah polusi dan emisi karbon yang dihasilkan. PT Vale sendiri memperkirakan inisiatif ini dapat menekan emisi karbon hingga 3,139 ton CO2e.

Saat ini, PT Vale juga memulai uji coba mengoperasikan dump truck berbahan bakar 100 persen listrik. Penggunaan armada ini diharapkan dapat menurunkan lebih banyak emisi karbon dan polusi lingkungan. Itu karena truk listrik tidak menghasilkan CO2 dan kebisingan yang dapat mengganggu lingkungan sekitar. Anyway, PT Vale adalah perusahaan tambang pertama yang menguji kendaraan listrik untuk kegiatan pertambangan di Indonesia.

Memasuki proses produksi, bijih nikel laterit yang ditambang oleh PT Vale akan melalui beberapa tahap pemrosesan, yaitu pengeringan (drying), kalsinasi, peleburan (smelting), dan peningkatan kadar nikel (converting). Tahapan-tahapan ini dapat menimbulkan berbagai polusi dan emisi, seperti debu dan senyawa kimia sulfur dioksida (SO2). Senyawa dan partikel-partikel ini sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar, terlebih dalam jumlah besar.

Untuk mengendalikan emisi debu, PT Vale memasang instalasi baghouse system pada tanur pelebur dan electrostatic precipitator system pada tanur pereduksi serta pengering. Dilansir laman CPE Filters dan Science Direct, kedua alat tersebut memiliki efisiensi yang tinggi dalam menyaring debu hingga lebih dari 99 persen. Dengan alat ini, PT Vale melaporkan dapat menekan emisi debu hingga <0,22 mg/Nm3, memenuhi baku mutu yang ditetapkan pemerintah.

Sementara itu, untuk mengendalikan emisi sulfur dioksida, PT Vale melakukan efisiensi terhadap penggunaan sulfur melalui teknologi electric boiler (boiler listrik). Teknologi ini merupakan peralihan inovatif PT Vale dari penggunaan boiler tradisional berbahan bakar diesel dan marine fuel oil (MFO) serta ketergantungan dari sumber daya tak terbarukan. Menurut laporan dari laman YouTube Vale, penggunaan boiler listrik berhasil menghindari konsumsi bahan baku high-sulfur fuel oil (HSFO) sebesar 59.199 barel, yang setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 28,331 ton CO2e.

Melalui efisiensi penggunaan sulfur dalam proses produksi ini, PT Vale juga berhasil mengendalikan emisi sulfur hingga kurang dari 0,86 KgSO2/KgNi, memenuhi baku mutu pemerintah. Selain itu, inisiatif berkelanjutan ini juga dilaporkan mampu menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 19.490 tCO2e, yang merupakan masalah terbesar dalam industri pertambangan. Tentu saja, angka ini bukan hanya sekadar statistik, melainkan dampak positif untuk masa depan yang berkelanjutan.

Hal paling menarik dari semua inovasi PT Vale ialah pemanfaatan sumber daya terbarukan berupa pengoperasian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dalam operasionalnya. Industri ini mengolah limpahan air dari alam menjadi sumber energi listrik yang digunakan sebagai sumber energi utama pada proses produksi bijih nikel dan pengoperasian pertambangan. PLTA ini menyuplai hampir 94 persen kebutuhan energi PT Vale.

Seperti yang kita tahu, industri ekstraktif, seperti pyrometallurgy (pemurnian logam dari bijih) yang dilakukan oleh PT Vale membutuhkan energi yang sangat besar. Pemanfaatan sumber daya terbarukan seperti PLTA ini dapat menekan penggunaan energi berbahan bakar fosil dan merupakan solusi energi bersih yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Dilansir laman Wisconsin Valley Improvement Company, pemanfaatan tenaga air mencegah pembakaran 22 miliar galon minyak atau 120 juta ton batu bara setiap tahunnya. Selain itu, energi dari PLTA juga tidak menghasilkan gas rumah kaca, polusi udara, maupun limbah.

Masih dari laman yang sama, energi terbarukan dari PLTA juga lebih efisien untuk menghasilkan listrik. Turbin hidro modern dapat mengubah hingga 90 persen energi yang tersedia menjadi listrik. Sementara itu, pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil terbaik hanya memiliki efisiensi sekitar 50 persen, sementara emisi yang dihasilkan juga lebih besar.

Saat ini, PT Vale mengoperasikan tiga PLTA, yakni PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe. Adapun, masing-masing menyediakan energi sebesar 165 megawatt (MW), 110 MW, dan 90 MW dengan total kapasitas energi yang tersedia mencapai 365 MW. Menurut laporan yang dihimpun dari laman Vale, pemanfaatan sumber energi listrik dari PLTA ini membantu pabrik menekan emisi karbon kurang lebih 1 juta ton CO2e per tahun.

Selain pemanfaatan PLTA, sejak 2023, PT Vale juga melakukan uji coba penggunaan biomassa untuk sumber energi terbarukan lainnya. Biomassa ini menggantikan penggunaan reduktor di kiln proses produksi nikel. Inovasi ini menambah daftar panjang komitmen PT Vale dalam mendukung upaya pertambangan yang berkelanjutan.

3. Kegiatan pascatambang dan pascaproduksi PT Vale

pengolahan limbah cair PT Vale (vale.com)

Reklamasi dan rehabilitasi adalah kegiatan pascatambang utama PT Vale yang dilakukan untuk menutup lahan bekas penambangan dan mengembalikan vegetasi hutan yang telah ditebang. Tidak sekadar dilakukan secara serampangan, proses ini juga dilakukan secara terprogram dan terencana. PT Vale mengupayakan laju penutupan lahan yang sama dengan laju bukaan lahan dengan mengupayakan mendekati situasi alam sebelumnya.

Dalam proses reklamasi dan rehabilitasi, lapisan tanah pucuk yang digali saat penambangan digunakan kembali untuk menutup lahan. Sebelumnya, juga dilakukan proses pengaturan bentang lahan, pembangunan lereng untuk menghindari erosi, pembangunan drainase, penggemburan tanah, dan penanaman bibit atau penaburan benih tanaman. Setelah proses penghijauan selesai, dilakukan pemantauan keberhasilan reklamasi dengan mengambil data pada setiap plot.

Saat ini, sekitar 4.250 hektare lahan PT Vale telah direklamasi dan dilakukan revegetasi. Ada sekitar 1,2 juta pohon telah ditanam di lahan pascatambang. Adapun, sekitar 62 persen tanaman yang ditanam merupakan tanaman lokal.

Tidak hanya itu, PT Vale juga melakukan kegiatan rehabilitasi pada area di luar konsesi penambangan. Perusahaan juga menaruh perhatian lebih pada lahan-lahan kritis dan daerah aliran sungai (DAS). Kegiatan ini dimaksudkan untuk tetap menjaga dan melestarikan lingkungan agar bisa difungsikan oleh perusahaan maupun masyarakat sekitar.

Berbicara tentang industri pertambangan, tidak afdal jika tidak melirik pengolahan limbahnya. Di PT Vale, limbah tidak serta-merta dibuang, melainkan diolah dan dimanfaatkan kembali menjadi hal yang memiliki nilai. Ini kemudian menciptakan terbentuknya ekonomi sirkular yang dapat membantu meminimalkan kerusakan lingkungan dan sosial.

Contoh paling menarik pengolahan limbah PT Vale ialah pengolahan limbah cair hingga menjadi air jernih yang sesuai dengan baku mutu air minum. Di sini, limbah cair hasil dari area penambangan dan produksi dialirkan pada suatu kolam-kolam pengendapan berjenjang untuk dilakukan treatment kromium dan pengendalian sedimen. PT Vale sendiri menggunakan fasilitas yang disebut dengan Pakalangkai Wastewater Treatment dan Lamella Gravity Settler (untuk menjernihkan air minum). Proses ini kemudian dipantau dengan ketat dan dilakukan pengecekan standar air setiap 4 jam sekali. Jika air sudah sesuai dengan baku mutu air limbah, air kemudian dialirkan ke lingkungan, yang salah satunya bermuara di Danau Matano.

Seperti yang kita lihat saat ini, meski PT Vale sudah beroperasi sekitar 56 tahun, Danau Matano masih memiliki badan air yang sangat jernih dan aman untuk digunakan kegiatan sehari-hari. Bahkan, kualitas perairan di danau ini selalu memiliki kadar padatan tersuspensi (TSS) dan kromium (Cr6+) lebih rendah dari baku mutu yang ditetapkan pemerintah ataupun American Public Health Association (APHA). Selain pemanfaatan limbah cair, beberapa contoh lain pengolahan limbah di PT Vale yang termanfaatkan:

  • pemanfaatan terak nikel hasil samping peleburan nikel menjadi bahan pembangunan jalan tambang,
  • pemanfaatan material batu chipping dari waste reject station sebagai pengganti material batu pecah lapisan perkerasan di jalan logistik, dan
  • pemanfaatan oli bekas untuk substitusi bahan bahar HSFO.

Dalam kehidupan konsumerisme seperti saat ini, kita memang tidak bisa lepas dari kegiatan pertambangan. Namun, pertambangan juga tidak bisa berlangsung terus-menerus jika tidak memikirkan masa depan. Oleh sebab itu, PT Vale selalu berkomitmen untuk mewujudkan pertambangan berkelanjutan melalui prinsip-prinsip #MenambangKebaikan. Dengan tagar #StartsWithMe, PT Vale mengajak semua untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan pertambangan yang tidak hanya mengedepankan profit, tetapi juga menambang kebaikan dengan bersinergi mewujudkan kelestarian lingkungan maupun kesejahteraan masyarakat. Keberlanjutan bukanlah tujuan, melainkan perjalanan untuk menyediakan bagi generasi masa depan kehidupan yang berkelanjutan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us