Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Inisiatif PT Vale Indonesia dalam Mengurangi Produksi Limbah

Pengelolaan limbah di PT Vale Indonesia (vale.com)
Pengelolaan limbah di PT Vale Indonesia (vale.com)
Intinya sih...
  • PT Vale Indonesia berkomitmen mencapai zero waste to landfill pada 2025, 5 tahun lebih cepat dari target pemerintah.
  • Perusahaan mengelola limbah B3 dan non-B3 secara bertanggung jawab dengan fokus pada pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan pengembalian kembali.
  • Program BSF berhasil meningkatkan efisiensi penguraian sampah organik dan memperbanyak produksi BSF sebagai pakan ternak.

Isu pengelolaan limbah industri pertambangan makin mendapat sorotan secara global. Pasalnya, masyarakat kini semakin menyadari pentingnya lingkungan yang berkelanjutan, termasuk di industri pertambangan. PT Vale Indonesia, perusahaan yang bergerak di pertambangan nikel, juga menyadari hal tersebut.

Sebagai salah satu perusahaan tambang terkemuka di Indonesia, PT Vale Indonesia terus Menambang Kebaikan dengan menunjukkan komitmennya melalui berbagai cara. PT Vale Indonesia tengah berinisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari operasional pertambangannya. 

PT Vale Indonesia menargetkan untuk mencapai zero waste to landfill, yakni tidak ada limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, pada 2025. Dilansir vale.com, itu berarti 5 tahun lebih cepat dari target pemerintah.

Lantas, bagaimana cara PT Vale Indonesia mengoptimalkan pengelolaan limbah dari seluruh lini, baik dari operasi pertambangan, proses produksi, hingga kegiatan lainnya? Ini beberapa inisitaif PT Vale Indonesia guna mengurangi produksi limbah!

1. PT Vale Indonesia membagi limbah padat yang dihasilkan menjadi dua kategori

Karyawan PT Vale Indonesia menanam di lahan bekas tambang (vale.com)
Karyawan PT Vale Indonesia menanam di lahan bekas tambang (vale.com)

PT Vale Indonesia yang sangat aktif melakukan pertambangan memiliki limbah padat di setiap proses produksinya. Limbah yang dihasilkan selama proses operasional PT Vale Indonesia bagi menjadi dua kategori, yakni limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbah non-B3.

Dengan semangat #MenambangKebaikan, PT Vale Indonesia mengelola limbah secara bertanggung jawab. Mereka mengembangkan strategi yang berfokus pada pencegahan, pengurangan di sumber, pemanfaatan kembali, daur ulang, dan pengambulan kembali. Semua dilakukan untuk meminimalkan jumlah limbah yang disetor ke tempat pemrosesan akhir.

Pembagian limbah padat menjadikan PT Vale Indonesia bisa fokus memaksimalkan pemanfaatkan berdasarkan kategorinya. Uniknya, seluruh data pengelolaan limbah dicatat dan dilaporkan melalui sistem Simpel dan SiRaja milik KLHK, seperti dilansir vale.com.

2. Meski tiap tahun meningkat, limbah B3 berhasil dimanfaatkan kembali berdasarkan jenisnya

Lokasi pertambangan PT Vale Indonesia (vale.com)
Lokasi pertambangan PT Vale Indonesia (vale.com)

Produksi limbah B3 yang dihasilkan PT Vale Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dilansir Laporan Keberlanjutan Sustainability Report PT Vale Indonesia Tbk 2024, pada 2022 tercatat 1,865 ton limbah berhasil dicatat. Kemudian, pada 2023 meningkat hingga 2,041 ton dan sebanyak 2,696 ton pada 2024.

Pada 2024, limbah B3 terbesar yang dihasilkan adalah minyak bekas dan gemuk sebanyak 1,135 ton. Kemudian, disusul oleh limbah yang mengandung logam berat sebesar 934 ton dan sebanyak 525 ton limbah yang terkontaminasi minyak dan gemuk.

Dari limbah B3 yang dihasilkan, PT Vale Indonesia berinisiatif mengelola sesuai peraturan yang berlaku. Limbah dimanfaatkan kembali seluruhnya, seperti oli dan gemuk bekas yang digunakan kembali sebagai pengganti bahan bakar setelah melalui proses pengolahan sesuai perizinan.

Selain itu, ada juga beberapa jenis limbah yang dikiriim ke pihak ketiga untuk dimanfaatkan kembali. Mulai dari pelumas, minyak bekas, baterai bekas, sampah asbes, hingga sampah khusus, semua dimanfaatkan kembali.

3. PT Vale Indonesia juga mengoptimalkan pemanfaatan limbah non-B3 agar kembali berguna

Kegiatan pertambangan di PT Vale Indonesia (vale.com)
Kegiatan pertambangan di PT Vale Indonesia (vale.com)

Untuk memaksimalkan operasional pengelolaan limbah non-B3, PT Vale Indonesia mengacu pada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 19 Tahun 2021. Dalam aturan tersebut, sudah ditentukan pengelolaan limbah non bahan beracun berbahaya. PT Vale Indonesia juga merasa perlu mengelola limbah non-B3 untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

Ada beberapa jenis produksi limbah non-B3 yang PT Vale Indonesia hasilkan. Misalnya, aktiviitas penambangan menghasilkan tanah lapisan atas. Kemudian, ada juga aktivitas produksi peleburan yang menghasilkan limbah berupa terak tungku listrik.

PT Vale Indonesia mentransformasi sampah organis menjadi pakan ternak waliko dengan inovasi metode biopond bertingkat. Dilansir vale.com, program ini diadakan sebagai upaya PT Vale Indonesia guna mengoptimalkan pengelolaan sampah organik melalui pemanfaatan larva Black Soldier Fly (BSF).

Pada 2024, program BSF berhasil meningkatkan efisiensi penguraian sampah organik dan memperbanyak produksi BSF yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Program ini menunjukkan jika limbah non-B3 bisa dimaksimalkan menjadi hal yang berguna.

Inisiatif PT Vale Indonesia dalam mengurangi pengelolaan limbah patut diacungi jempol. Kamu yang terinspirasi oleh kebaikan PT Vale Indonesia bisa memulainya sedari sekarang. Dengan semangat #StartsWithMe, kamu bisa mengaplikasikan pengelolaan limbah PT Vale Indonesia di kehidupan sehari-hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us