3 Langkah Mandiri dan Berkelanjutan PT Vale Indonesia

Berkecimpung dalam dunia bisnis skala besar seperti sektor pertambangan merupakan hal yang tak mudah. Perusahaan harus mampu memutar otak kreatif dan bisnis untuk tetap eksis. Tantangan dan risiko akan selalu ada, mulai dari tekanan harus ramah pekerja hingga ramah lingkungan. Hal inilah yang membuat PT Vale Indonesia terus berupaya untuk memenuhi dan melangkah lebih jauh dari apa yang diharapkan.
PT Vale Indonesia membuktikan bahwa perusahaannya mampu mengelola keberlanjutan sektor-sektor pendukungnya, termasuk dalam ranah ramah lingkungan untuk masa depan hijau. Berikut ini adalah tiga langkah #MenambangKebaikan PT Vale Indonesia untuk masa depan yang mandiri dan berkelanjutan.
1. PLTA dari pemanfaatan danau sekitar

Berlokasi di blok Sorowako, Nuha, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, PT Vale Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis dan menguntungkan. Bagaimana tidak, di lokasi tersebut terdapat tiga danau besar, yaitu Danau Matano, Danau Towuti, dan Danau Mahalona. Danau Matano adalah danau terdalam di Asia Tenggara. Sementara, Danau Towuti adalah danau terbesar kedua setelah Danau Toba di Sumatra Utara. Ketiga danau ini merupakan hulu pemasok air di Sungai Larona.
Sungai Larona dimanfaatkan perusahaan yang berdiri pada 1968 ini menjadi PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe. PLTA ini mampu menghasilkan 365 megawatt dan mencukupi 100 persen kebutuhan energi peleburan tanur di blok Sorowako. Selain itu, energi listrik yang dihasilkan ketiga PLTA ini juga didistribusikan untuk listrik masyarakat Kabupaten Luwu Timur dan sekitarnya. Sebagai informasi tambahan, PLTA Larona merupakan PLTA pertama di Indonesia yang menerapkan kanal berlapis geotekstil dan geomembran yang artinya mengurangi kebocoran dan meningkatkan retensi air.
2. Pengelolaan danau dan ekosistemnya secara sistemis

Tidak hanya menggunakan dan mengonversi pasokan air yang bersumber dari danau, PT Vale Indonesia juga peduli akan keberlanjutannya. Hal ini disadari bahwa pengambilan harus dilakukan secara bertanggung jawab, yaitu memastikan jumlah debit air yang diambil sama dengan debit air yang digunakan. Selain itu, PT Vale Indonesia juga memastikan tidak mengambil pasokan air dari daerah-daerah yang rawan mengalami krisis air.
Sebagaimana kita ketahui, air adalah sumber kehidupan. Perusahaan ini juga ingin memastikan air danau bebas dari bahan pencemar berbahaya. Lahan pertanian di area sekitar danau pun tidak luput dari perhatian. Inisiasi program "Matano Iniaku" turut memberdayakan masyarakat untuk menerapkan pertanian secara polikultur sehingga kelestarian sumber air dan tanaman sekitar danau tetap terjaga.
3. Penggunaan bus listrik sebagai inisiatif pemanfaatan energi PLTA

Perusahaan yang memiliki kode saham INCO ini sadar betul bahwa sektor tambang memerlukan banyak pasokan energi untuk memenuhi kebutuhan mobilitas operasional. Di sisi lain, terdapat kontra penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi karbon tidak ramah lingkungan. Berangkat dari hal tersebut, perusahaan tambang nikel ini memanfaatkan energi listrik yang diproduksi oleh PLTA PT Vale Indonesia sebagai bahan penggerak bus listrik.
Bus listrik ini dioperasionalkan tidak hanya untuk mobilitas karyawan, tetapi juga siswa sekolah Yayasan Pendidikan Sorowako (YPS) naungan PT Vale Indonesia hingga masyarakat umum secara gratis. Membanggakan sekali, bukan, apabila mobilitas bus listrik yang diluncurkan pertama pada akhir 2023 ini membawa dampak positif lebih luas?
Tiga langkah menambang kebaikan tadi telah dilakukan PT Vale Indonesia untuk masa depan hijau yang mandiri dan berkelanjutan. Ketika memanfaatkan potensi alam, jangan lupa kita juga harus memberikan sesuatu yang lebih bermanfaat dan ramah dengan alam. Langkah baik apa pun itu harus diupayakan layaknya kampanye #StartsWithMe dari PT Vale Indonesia untuk negeri tercinta.