KEK Galang Batang Pacu Pengembangan Produksi 4 Juta Ton Alumina

Jakarta, IDN Times - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang memacu pengembangan produksi 4 juta ton alumina, yang ditargetkan terpenuhi pada 2026 untuk mendukung program hilirisasi. Diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah (value added) dari sumber daya mineral domestik.
"Saat ini, di KEK Galang Batang juga sedang dilakukan tahap pengembangan produksi menjadi 4 juta ton alumina yang ditargetkan 2026, dan akan meningkatkan nilai ekspor," kata pemilik KEK Galang Batang, George Santos, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (26/7/2024).
1. KEK Galang Batang tumbuh jadi sentra industri pengolahan bauksit dan produk turunannya

Santos menjelaskan kawasan KEK Galang Batang tumbuh menjadi sentra industri pengolahan mineral hasil tambang (bauksit) dan produk turunannya, baik dari refinery maupun proses smelter.
Bahkan, keberhasilan dalam memproduksi dan mengekspor alumina, membuat KEK Galang Batang menjadi primadona investasi di Indonesia.
"Untuk mendorong investasi, KEK Galang Batang memiliki infrastruktur pelabuhan dengan kapasitas bongkar muat di atas 20 juta ton per tahun, dan PLTU yang akan dikembangkan hingga 2000MW," ucapnya.
2. KEK Galang Batang jadi role model pengembangan kawasan industri

Kawasan KEK Galang Batang juga menjadi role model dalam pengembangan kawasan industri yang dapat menyerap banyak tenaga kerja, dan meningkatkan ekspor. Sehingga pengembangan kawasan utama wilayah ini semakin kompetitif dan berkembang.
Bahkan, saat ini KEK Galang Batang juga sedang membangun sejumlah pabrik industri, di antaranya Pabrik Caustic Soda, Pabrik Garmen, Pabrik Solar Panel, Pabrik Batu Kapur.
"Terobosan lainnya adalah dibangunnya politeknik. Bahkan di tahun ini, KEK Galang Batang juga tengah membangun rumah sakit berkapasitas 100 kamar inap, yang nantinya dapat melayani para pekerja dan juga masyarakat umum," jelasnya.
Adapun KEK Galang Batang berada di Pulau Bintan Kepulauan Riau, yang merupakan sentra choke point Selat Malaka. Lokasi KEK Galang Batang mempunyai akses langsung dengan Selat Malaka dan Laut China Selatan.
3. KEK Galang Batang beri nilai tambah bagi ekonomi nasional

Santos menjelaskan sejak ekspor perdana Smelter Grade Alumina (SGA) yang dilepas Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada 2022, begitu berdampak pada aktivitas produksi dan ekspor yang terus meningkat.
Berdasarkan data hingga 2023 investasi yang sudah direalisasikan di KEK Galang Batang mencapai Rp20 triliun, dan pada 2024 akan menargetkan investasi Rp30 triliun.
"Hingga akhir 2023, investasi yang sudah direalisasikan di KEK Galang Batang sebesar Rp20 triliun, dan 2024 ini KEK Galang Batang akan menarik investasi Rp30 triliun," ungkapnya.
Dengan demikian, KEK Galang Batang diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perekonomian nasional melalui hilirisasi bauksit, industri ringan dan logistik modern yang ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan program hilirisasi industri, sesuai arahan Presiden Jokowi untuk menciptakan nilai tambah dalam negeri.
"Kami berharap KEK Galang Batang bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, dan bisa mendukung terus program hilirisasi yang sudah diarahkan Presiden Jokowi," imbuhynya.