Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pejalan kaki (unsplash.com/Deon van Zyl)
ilustrasi pejalan kaki (unsplash.com/Deon van Zyl)

Intinya sih...

  • Kelas ekonomi baru di Amerika Serikat memiliki enam level berdasarkan kekayaan rumah tangga.

  • Tantangan utama kelas menengah adalah bergantung pada satu jenis aset, sementara kelas atas harus fokus pada mempertahankan dan mengembangkan aset.

  • Pemahaman posisi di tangga kekayaan membantu menyusun strategi finansial yang tepat sesuai dengan kondisi masing-masing.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Zaman terus berubah, begitu juga cara kita memandang kekayaan. Kalau dulu membedakan kelas ekonomi hanya dari penghasilan bulanan, sekarang ukuran yang dipakai lebih ke total kekayaan bersih (net worth).

Mulai dari tabungan, investasi, properti, sampai bisnis yang dimiliki, semua masuk hitungan. Data terbaru menunjukkan bahwa pembagian kelas ekonomi di Amerika Serikat kini punya enam level baru, masing-masing dengan ciri khas dan tantangannya sendiri.

Nick Maggiulli, penulis buku The Wealth Ladder, membagi enam kelas ini berdasarkan kekayaan rumah tangga. Ia menekankan bahwa cara orang mengelola dan membangun aset sangat memengaruhi posisi mereka di “tangga kekayaan” ini.

Menariknya, tiap level punya pola kepemilikan aset yang berbeda, mulai dari mobil, rumah, hingga bisnis. Nah, sekarang kita kupas satu per satu.

1. Lower class (di bawah 10 ribu dolar)

ilustrasi pekerja kurir (pexels.com/Narmin Aliyeva)

Kelas ini berada di posisi paling bawah dalam tangga kekayaan, dengan kekayaan bersih kurang dari 10 ribu dolar. Sebagian besar aset mereka berupa kendaraan, bukan rumah atau investasi.

Menurut Maggiulli, kelompok ini sering terjebak dalam siklus konsumsi cepat karena aset yang dimiliki biasanya bersifat menyusut nilainya. Tantangan terbesarnya adalah membangun tabungan darurat dan memulai investasi kecil-kecilan agar bisa naik level.

2. Working class (10 ribu-100 ribu dolar)

ilustrasi KPR (vecteezy.com/kwanchai chai-udom)

Di level ini, sebagian besar kekayaan masih terkonsentrasi pada kendaraan dan sedikit tabungan. Meski mulai ada aset lain seperti rumah atau tabungan pensiun, porsinya belum besar.

Maggiulli menilai, tantangan utama kelas ini adalah keterbatasan modal untuk berinvestasi, sehingga kenaikan level butuh strategi jangka panjang, misalnya mulai menyicil rumah atau membeli instrumen investasi sederhana.

3. Middle class (100 ribu-1 juta dolar)

ilustrasi properti (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)

Kelas menengah adalah kelompok yang mulai memiliki rumah sebagai aset utama. Berdasarkan data, porsi terbesar kekayaan mereka ada pada kepemilikan hunian, diikuti tabungan pensiun.

Tantangannya, terlalu banyak bergantung pada satu jenis aset (rumah) membuat nilai kekayaan rentan terhadap gejolak pasar properti. Diversifikasi menjadi kunci kalau ingin naik ke level berikutnya.

4. Upper middle class (1 juta-10 juta dolar)

ilustrasi investasi saham (pexels.com/Rômulo Queiroz)

Inilah kelas yang oleh Maggiulli disebut sedang mengalami “krisis eksistensial”. Secara angka, mereka masuk jajaran 20% terkaya di AS. Tapi di lapangan, persaingan untuk mendapatkan rumah mewah, liburan premium, dan fasilitas eksklusif makin ketat, sehingga banyak yang merasa tidak “sekaya” statusnya.

Menariknya, aset mereka mulai bergeser dari hanya rumah menjadi campuran investasi seperti saham, reksa dana, dan properti sewa. Perubahan ini membuat mereka punya peluang lebih besar untuk mendapatkan pendapatan pasif, meski tetap harus cermat mengatur portofolio agar nilai kekayaan terus tumbuh.

5. Upper class (10 juta-100 juta dolar)

ilustrasi perumahan (pexels.com/The Lazy Artist Gallery)

Kelas ini punya diversifikasi aset yang matang. Kepemilikan bisnis, investasi pasar modal, dan properti mewah menjadi penopang utama kekayaan mereka.

Bagi kelompok ini, strategi mempertahankan dan mengembangkan aset lebih penting daripada sekadar mencari tambahan penghasilan. Mereka juga lebih punya akses ke peluang investasi bernilai tinggi yang sulit dijangkau kelas di bawahnya.

6. The superrich ($100 juta ke atas)

ilustrasi yacht kapal pesiar (pexels.com/Diego F. Parra)

Di puncak tangga, kelompok superkaya memiliki proporsi besar pada kepemilikan bisnis dan investasi global. Properti mewah, saham, dan portofolio internasional menjadi andalan mereka.

Maggiulli menekankan bahwa pola kepemilikan bisnis adalah pembeda utama antara kelas ini dengan kelas-kelas lain. Aset yang dipegang bukan hanya berharga tinggi, tapi juga menghasilkan pendapatan besar secara pasif.

Mengenali posisi kamu di tangga kekayaan ini bisa membantu menyusun strategi finansial yang tepat. Maggiulli mengibaratkan perjalanan finansial seperti olahraga: strategi untuk pemula jelas berbeda dengan atlet profesional.

Jadi, fokuslah pada langkah yang sesuai dengan kondisimu sekarang. Ingat, tujuan akhirnya bukan selalu naik ke level tertinggi, tapi menemukan keseimbangan antara kekayaan dan kualitas hidup yang kamu inginkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team