6 Prinsip yang Sudah Dipelajari Orang Kaya sejak Usia 25 Tahun

- Mengelola keuangan sejak muda untuk masa depan stabil dan sejahtera.
- Prinsip sederhana yang dipelajari orang kaya di usia 25 tahun.
Mengelola keuangan dengan bijak sejak usia muda bukan hanya tentang menabung atau menghindari utang, tetapi tentang membangun fondasi kuat untuk masa depan yang stabil dan sejahtera. Sayangnya, banyak anak muda, terutama di usia 20-an, terjebak dalam pola konsumsi keliru, terpengaruh gaya hidup instan, dan kurang memahami pentingnya perencanaan finansial jangka panjang.
Padahal, sejumlah prinsip sederhana yang sudah dipahami oleh orang-orang kaya di usia 25 tahun bisa menjadi kunci untuk mencapai kebebasan finansial lebih cepat. Dengan mengambil langkah yang tepat sejak dini, kamu tidak hanya bisa terhindar dari tekanan ekonomi, tetapi juga membuka peluang lebih besar untuk pensiun dengan tenang dan hidup sesuai impian.
Dilansir dari YourTango, berikut beberapa prinsip yang sudah dipelajari para orang kaya sejak usia 25 tahun.
1. Menabung sejak dini

Mulailah menabung sesegera mungkin. Semakin awal kamu menyimpan uang, semakin besar potensi pertumbuhannya berkat bunga majemuk. Sebaliknya, jika baru mulai menabung di usia 30, kamu akan sulit mengejar ketertinggalan tersebut.
Jangan lupa juga untuk memiliki dana darurat minimal tiga hingga enam bulan pengeluaran. Simpan dana ini di rekening terpisah tanpa kartu debit agar tidak tergoda menggunakannya untuk kebutuhan konsumtif.
2. Memiliki asuransi kesehatan

Asuransi bukan hanya kebutuhan bagi mereka yang telah berusia lanjut. Justru, semakin muda kamu mendaftar, semakin rendah premi yang harus dibayarkan karena risiko kesehatan dinilai lebih kecil. Memiliki asuransi cacat sangat penting, terutama jika kamu bergantung sepenuhnya pada gaji bulanan.
Tanpa perlindungan ini, satu penyakit serius atau kecelakaan kerja dapat menghancurkan stabilitas keuangan yang telah kamu bangun. Selain itu, asuransi jiwa, khususnya jenis whole life, tidak hanya memberikan perlindungan jiwa, tetapi juga membangun nilai tunai bebas pajak yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan di masa depan, seperti dana pensiun atau biaya pendidikan anak.
Mengamankan perlindungan sejak dini berarti kamu memberi ruang lebih besar bagi keamanan dan fleksibilitas finansial jangka panjang.
3. Bijak dengan kartu kredit

Hindari utang konsumtif yang menjerat ke dalam lingkaran bunga dan pembayaran minimum. Gunakan kartu kredit hanya untuk pembelian yang memang bisa langsung dilunasi. Jika memungkinkan, pilih kartu dengan manfaat seperti cashback atau poin perjalanan.
Menurut pelatih keuangan Pegi Burdick, pola belanja impulsif sering kali berakar dari masa kecil. Banyak orang merasa tidak pantas memiliki uang atau harta, dan perasaan ini mendorong pengambilan keputusan keuangan yang merugikan.
4. Jaga skor kredit

Skor kredit sangat menentukan kemampuanmu dalam mengakses berbagai layanan keuangan, mulai dari mengajukan pinjaman, membeli rumah, hingga melamar pekerjaan di perusahaan tertentu. Skor ini mencerminkan seberapa bertanggung jawab kamu dalam mengelola utang dan keuangan secara umum. Oleh karena itu, penting untuk memantau skor kredit secara rutin.
Manfaatkan hakmu untuk mendapatkan laporan kredit gratis, lalu periksa setiap detailnya dengan teliti. Bila ditemukan kesalahan data atau indikasi pencurian identitas, segera ambil tindakan dengan melaporkan ke pihak berwenang dan menghubungi seluruh biro kredit terkait. Tindakan cepat ini bisa mencegah kerugian finansial yang lebih besar dan menjaga reputasi keuanganmu tetap baik.
5. Pendidikan formal bukan jaminan kaya

Banyak mahasiswa, terutama dari latar belakang ekonomi rendah, gagal menyelesaikan pendidikan karena tekanan biaya hidup dan tanggungan lainnya. Ironisnya, meskipun tidak lulus, mereka tetap harus membayar kembali utang pendidikan—tanpa gelar yang bisa dijadikan nilai jual di pasar kerja.
Sebagai alternatif yang lebih terjangkau dan fleksibel, kamu bisa mengambil kursus daring. Pilihan ini memungkinkan kamu meningkatkan keterampilan spesifik yang dibutuhkan industri tanpa harus mengorbankan keuangan atau waktu.
6. Miliki rumah, bukan hanya menyewa

Jika memungkinkan, belilah rumah sebagai bentuk investasi jangka panjang. Menyewa memang memberikan fleksibilitas, terutama bagi yang sering berpindah tempat kerja atau belum menetap, namun uang sewa setiap bulan tidak menghasilkan nilai tambah apa pun. Sebaliknya, dengan memiliki rumah sendiri, kamu tidak hanya memiliki tempat tinggal yang stabil, tetapi juga menanamkan aset yang nilainya cenderung meningkat seiring waktu.
Kepemilikan rumah bisa menjadi fondasi keuangan yang kuat. Properti tersebut dapat diwariskan kepada anak cucu, disewakan untuk mendapatkan penghasilan pasif, atau dimanfaatkan di masa pensiun melalui skema kredit multiguna atau reverse mortgage. Dengan demikian, rumah bukan sekadar kebutuhan, tetapi juga strategi finansial jangka panjang.
Banyak anak muda kesulitan keuangan, tapi dengan keputusan cerdas sejak dini, kamu bisa pensiun dengan tenang. Bijak dalam mengelola uang bukan soal seberapa banyak yang kamu miliki, melainkan bagaimana kamu menggunakannya. Mulailah sekarang, dan rasakan manfaatnya saat memasuki usia matang.