Kepala BGN Ungkap Alasan Minta Tambahan Anggaran Rp50 T buat MBG

Intinya sih...
BGN ajukan anggaran tambahan Rp50 triliun diajukan untuk mengejar target 82,9 juta penerima MBG hingga akhir 2025.
Data BGN menunjukkan jumlah penerima MBG sebanyak 5.592.745 orang, setara dengan populasi Singapura.
BGN ajukan tambahan anggaran saat serapannya masih rendah, baru Rp5 triliun atau 7,1% dari total anggaran Rp71 triliun sampai semester I-2025.
Jakarta, IDN Times - Badan Gizi Nasional (BGN) kembali menyampaikan pengajuan tambahan anggaran sebesar Rp50 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala BGN, Dadan Hindayana menegaskan anggarannya saat ini, yakni sebesar Rp71 triliun tidak cukup untuk menjangkau target penerima manfaat program tersebut tahun ini.
"Kelihatannya BGN harus kembali ke Komisi IX untuk menjustifikasi tambahan Rp50 triliun, karena kalau Rp71 triliun saja tidak cukup," kata Dadan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (1/7/2025).
1. BGN targetkan 82,9 juta penerima MBG sampai akhir 2025
Adapun penambahan anggaran itu diajukan untuk mengejar target 82,9 juta penerima MBG hingga akhir 2025. Di bulan ini, BGN menargetkan ada 6 juta penerima manfaat MBG. Namun, dengana adanya percepatan dalam penambahan personel Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia Badan Gizi Nasional (SPPI) dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), maka target penerima untuk Juli 2025 naik menjadi 9 juta orang.
Pada Agustus 2025, BGN menargetkan penerima MBG mencapai 24 juta orang, dengan adanya perkiraan tambahan 8 ribu SPPG atau dapur MBG.
"Kita akan sudah bisa melayani di bulan Agustus itu, minimal 24 juta penerima manfaat. Dan kemudian kita akan doubling ke September menjadi 42 juta, Oktober 23 juta, dan November akhir, kita ingin kejar akhir 80-90 juta penerima manfaat," ucap Dadan.
2. Jumlah penerima MBG mencapai 5,59 juta orang
Berdasarkan data BGN yang dipaparkan kepada Komisi IX DPR RI, hingga saat ini jumlah penerima MBG sebanyak 5.592.745 orang, yang terbagi dalam 40.907 kelompok. Dadan mengatakan, jumlah tersebut setara dengan populasi Singapura.
"Alhamdulillah total ini sebetulnya kita sudah bisa memberi makan hampir seluruh penduduk Singapura. Jadi ini kalau di Indonesia baru 2 persen kalau Singapura sudah hampir 100 persen,” kata Dadan.
Dilihat berdasarkan jenjang pendidikan, penerima MBG yang tergolong anak PAUD sebanyak 81.649 orang, kemudian murid Raudatul Athfal (RA) sebanyak 33.643 orang, dan murid taman kanak-kanak (TK) sebanyak 205.860 orang.
Lalu, murid Sekolah Dasar (SD) kelas 1-3 sebanyak 1.1039.286 orang, dan kelas 4-6 sebanyak 1.154.488 orang. Jumlah penerima dari murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas 1-3 sebanyak 104.238 orang, dan MI kelas 4-6 sebanyak 101.357 orang.
Jumlah penerima SMP sebanyak 1.314.144 orang, Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 217.996 orang, SMA sebanyak 638.383 orang, SMK sebanyak 416.973 orang, Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 111.910 orang, Sekolah Luar Biasa (SLB) sebanyak 8.706 orang, santri pondok pesantren (Ponpes) sebanyak 27.480 orang, dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebanyak 1.207 orang.
Lalu, jumlah penerima MBG dari kategori ibu menyusui sebanyak 30.672 orang, ibu hamil 18.031 orang. balita 85.920 orang, dan seminari 802 orang.
Dilihat dari provinsi, Jawa Barat mencatatkan jumlah penerima tertinggi, yakni mencapai 1.617.827 orang. Lalu, di posisi kedua ada Jawa Tengah sebanyak 734.568 orang, dan ketiga Jawa Timur sebanyak 415.113 orang.
"Jadi paling banyak orang sekarang ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," tutur Dadan.
3. BGN ajukan tambahan anggaran saat serapannya masih rendah
Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), serapan anggaran MBG sampai semester I-2025 baru Rp5 triliun, atau 7,1 persen dari total anggaran Rp71 triliun. Menanggapi hal tersebut, Dadan mengatakan bulan depan pihaknya akan mengakselerasi serapan anggaran, dengan adanya percepatan penambahan SPPI dan SPPG bulan ini.
"Jadi kalau serapan hari ini baru Rp5 triliun, itu karena memang penyerapan yang kami lakukan sesuai dengan jumlah SPPG yang ada,” ucap Dadan.
Hingga 1 Juli 2025, tercatat jumlah SPPG di seluruh Indonesia sebanyak 1.863 unit, dengan total petugas sebanyak 75.469 orang. Targetnya, jumlah SPPG bisa mencapai 2.994 unit bulan ini, lalu bertambah ke 8 ribu unit pada Agustus , 14 ribu unit pada September, 22 ribu unit pada Oktober, 30 ribu unit pada November dan Desember.
"Sehingga pada bulan Agustus kami perkirakan sudah akan menyerap Rp7 triliun per bulan, September sudah akan menyerap Rp14 triliun per bulan, kemudian Oktober sudah akan menyerap Rp20 triliun per bulan, dan November itu Rp25 triliun per bulan," ujar Dadan.
Dia menjelaskan, selama ini SPPG dibangun dengan mekanisme kemitraan. Namun, BGN sudah menyiapkan anggaran untuk pembangunan 1.542 SPPG.
"BGN menganggarkan 1.542 untuk dibangun di setiap kabupaten. Sehingga insyaallah di akhir tahun saya kira kita akan optimis mengejar target 82,9 juta (penerima)," tutur Dadan.