Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Profil CEO Telegram Pavel Durov yang Ditangkap di Prancis

Pavel Durov (Instagram/Pavel Durov)
Pavel Durov (Instagram/Pavel Durov)
Intinya sih...
  • Pavel Durov ditangkap di Paris karena kurangnya sensor di Telegram yang memungkinkan aktivitas kriminal.
  • Berdasarkan Real Time Billionaires Forbes, Pavel Durov diperkirakan memiliki kekayaan sebesar 15,5 miliar dolar AS atau setara Rp238,9 triliun.

Jakarta, IDN Times - Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov ditangkap di Bandara Le Bourget, Paris, Prancis pada Sabtu (24/8/2024). Saat ditangkap Durov sedang bepergian dengan jet pribadinya dan diketahui tengah melakukan perjalanan dari Azerbaijan.

Pavel sudah menjadi sasaran via surat perintah penangkapan di Prancis. Penangkapannya merupakan bagian awal dari penyelidikan polisi karena kurangnya sensor di Telegram, yang memungkinkan aktivitas kriminal di media sosial terjadi tanpa hambatan dan saringan dari pihak aplikator.

Berdasarkan Daftar Miliarder Forbes 2024, Pavel Durov menjadi orang terkaya di Uni Emirat Arab (UEA). Dalam data Real Time Billionares Forbes, dia masih bertahan di posisi puncak.

Pemuda kelahiran Rusia ini memilih meninggalkan negaranya dan menetap di UEA karena dipaksa menyerahkan data rahasia para penggunanya.

1. Kekayaan Pavel Durov

Ilustrasi dolar Amerika Serikat. (Pexels/Pixabay)
Ilustrasi dolar Amerika Serikat. (Pexels/Pixabay)

Berdasarkan Real Time Billionaires Forbes, Pavel Durov diperkirakan memiliki kekayaan sebesar 15,5 miliar dolar AS atau setara Rp238,9 triliun.

Pengusaha berusia 39 tahun ini berada di peringkat 121 orang terkaya dunia. Adapun sumber kekayaan berasal dari aplikasi perpesanan, Telegram.

2. Profil singkat Pavel Durov

Pavel Durov (Instagram/Pavel Durov)
Pavel Durov (Instagram/Pavel Durov)

Dikutip dari CNBC TV18, pengusaha yang disebut Zuckerberg-nya Rusia ini lahir di Leninggrad pada 1984. Namun dia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Italia.

Dia kembali ke Rusia pada 2001 dan lulus dari Departemen Filologi Universitas Negeri St Petersburg pada 2006. Setelah lulus kuliah, dia bersama kakaknya, Nikolai Durov mendirikan VKontakte (VK) yang menjadi jejaring sosial terbesar di Rusia dengan valuasi mencapai 3 miliar dolar AS.

Enam tahun kemudian atau pada 2016, kakak beradik ini menggagalkan usaha pesaing mereka, Mail.ru untuk mengakuisisi perusahaan. Namun akhirnya, Pavel harus merelakan 12 persen saham VK karena pemilik Mail.ru berhasil mengakuisisi saham mayoritas perusahaan tersebut.

Saat menjalankan bisnisnya, Pavel berada di pihak yang berlawanan dengan pemerintah Rusia. Dia menolak memblokir halaman VK pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny.

Dia juga menolak upaya dinas rahasia Rusia untuk memberikan data pengguna VK. Pavel menyebut hal itu melanggar hukum.

Pada April 2014, dia dicopot dari jabatannya sebagai CEO. Pavel menduga perusahaan tersebut diambil alih oleh sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dia pun terjerat kasus tabrak lari, yang menurutnya bermotif politik. Pavel meninggalkan Rusia tak lama setelah itu.

3. Telegram didirikan

Ilustrasi Telegram (Pixabay)
Ilustrasi Telegram (Pixabay)

Setelah itu, Pavel bersama saudaranya meninggalkan Rusia untuk selamanya. Alasan, negara tersebut tidak cocok untuk bisnis internet.

Mereka memperoleh kewarganegaraan Saint Kitts dan Nevis setelah memberikan sumbangan sebesar 250 ribu dolar AS di salah satu industri dalam negeri.

Telegram diluncurkan pada 2013, namun mereka harus memindahkan kantor pusatnya ke Berlin pada 2014. Setelah gagal mendapatkan izin tinggal untuk anggota tim intinya, dia pun harus pindah dari sana. Telegram saat ini berbasis di Dubai, UEA.

Platform perpesanan instan terus meningkat selama bertahun-tahun, mencapai 100 juta pengguna pada 2016, 300 juta pada 2019, dan 500 juta pengguna pada 2021, dan baru-baru ini Telegram memiliki 900 juta pengguna. Perusahaan juga makin dekat dengan rencana listing blockbuster-nya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jumawan Syahrudin
Jujuk Ernawati
Jumawan Syahrudin
EditorJumawan Syahrudin
Follow Us