Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)
Sementara itu, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhannya hanya mencapai 4,89 persen (yoy). Kompenen pengeluaran konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB hingga 54,53 persen.
Laju konsumsi rumah tangga pada kuartal I dipengaruhi oleh sejumlah faktor musiman, seperti libur panjang yang biasanya mendorong peningkatan belanja masyarakat untuk kebutuhan makanan, pakaian, transportasi, serta pengeluaran rekreasi dan sosial lainnya.
"Konsumsi rumah tangga juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, didorong oleh adanya libur panjang serta momentum Ramadan dan menjelang Idul Fitri pada akhir Maret 2025," ujar Amalia.
Di posisi kedua, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi menyumbang 28,03 persen terhadap PDB. Namun, pertumbuhan PMTB hanya tumbuh 2,12 persen (yoy).
"PMTB tumbuh positif tercermin dari beberapa indikator investasi seperti meningkatnya impor barang modal khususnya jenis mesin dan kendaraan sementara subkomponen PMTB yang tumbuh positif termasuk mesin dan perlengkapan juga kendaraan," tuturnya.
Komponen pengeluaran lain yang mencatat pertumbuhan tinggi adalah ekspor, yang tumbuh sebesar 6,78 persen (yoy) dengan kontribusi mencapai 22,30 persen terhadap PDB.
Pertumbuhan ini terutama didorong oleh meningkatnya ekspor jasa, seiring melonjaknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, khususnya selama momen libur awal tahun.
"Ekspor tumbuh positif, baik pada barang nonmigas maupun jasa. Beberapa komoditas nonmigas yang mengalami peningkatan nilai dan volume ekspor antara lain lemak dan minyak hewan nabati, besi dan baja, mesin dan peralatan listrik, serta kendaraan dan bagiannya," ujarnya.