Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Konsumsi Rumah Tangga Melambat Meski Ada Lebaran

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti (IDN Times/Triyan Pangastuti)
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti (IDN Times/Triyan Pangastuti)
Intinya sih...
  • Konsumsi rumah tangga turun menjadi 4,89 persen (yoy) dari kuartal I 2024.
  • PMTB atau investasi tumbuh 2,12 persen (yoy) dengan kontribusi sebesar 28,03 persen terhadap PDB.

Jakarta, IDN Times- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhannya hanya mencapai 4,89 persen (year on year/yoy).  Kondisi ini turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025 yang juga tumbuh sebesar 4,87 persen (yoy).

Bahkan laju konsumsi rumah tangga ini pun turun dibandingkan kuartal I 2024 sebesar 4,91 persen (yoy). 

"Kompenen pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga sebesar 54,53 persen dan tumbuh 4,89 persen," ungkap Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin (5/5/2025). 

1. Faktor konsumsi rumah tangga turun di kuartal I-2025

ilustrasi ekonomi (IDN Times)
ilustrasi ekonomi (IDN Times)

Laju konsumsi rumah tangga pada kuartal I dipengaruhi oleh sejumlah faktor musiman, seperti libur panjang yang biasanya mendorong peningkatan belanja masyarakat untuk kebutuhan makanan, pakaian, transportasi, serta pengeluaran rekreasi dan sosial lainnya.

"Konsumsi rumah tangga juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, didorong oleh adanya libur panjang serta momentum Ramadan dan menjelang Idulfitri pada akhir Maret 2025," tegas Amalia. 

2. Komponen PMTB menyumbang 28 persen terhadap PDB

Ilustrasi transaksi ekonomi. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi transaksi ekonomi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Di posisi kedua, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi menyumbang 28,03 persen terhadap PDB. Namun, pertumbuhan PMTB  hanya tumbuh 2,12 persen (yoy). 

"PMTB tumbuh positif tercermin dari beberapa indikator investasi seperti meningkatnya impor barang modal khususnya jenis mesin dan kendaraan sementara subkomponen PMTB yang tumbuh positif termasuk mesin dan perlengkapan juga kendaraan," tuturnya. 

3. Tak ada pemilu jadi alasan konsumsi pemerintah kontraksi di kuartal I-2025

Ilustrasi kampanye pemilu dan pilkada. (IDN Times/Agung Sedana)
Ilustrasi kampanye pemilu dan pilkada. (IDN Times/Agung Sedana)

Komponen pengeluaran lain yang mencatat pertumbuhan tinggi adalah ekspor, yang tumbuh sebesar 6,78 persen (yoy) dengan kontribusi mencapai 22,30 persen terhadap PDB. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh meningkatnya ekspor jasa, seiring melonjaknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, khususnya selama momen libur awal tahun.

"Ekspor tumbuh positif, baik pada barang nonmigas maupun jasa. Beberapa komoditas nonmigas yang mengalami peningkatan nilai dan volume ekspor antara lain lemak dan minyak hewan nabati, besi dan baja, mesin dan peralatan listrik, serta kendaraan dan bagiannya," ujarnya. 

Sedangkan konsumsi pemerintah terkontraksi sebesar 1,38 persen, karena jika dibandingkan dengan kuartal I tahun lalu, terdapat belanja pemerintah yang cukup besar terutama untuk penyelenggaraan pemilihan umum.

"Tahun ini tidak ada pemilu, dan hal itu menjadi salah satu faktor penurunan," tegasnya.

Sementara itu, konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) hanya tumbuh 3,07 persen, dengan kontribusi sebesar 1,39 persen terhadap PDB. Adapun laju impor pada kuartal I 2025 tercatat tumbuh 3,96 persen (yoy), namun kontribusinya terhadap PDB justru mengalami kontraksi sebesar 19,47 persen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us