Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra juga melihat potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS tertahan hari ini. Sebab, pasar menanggapi pernyataan dua petinggi bank sentral AS semalam, Philip Jefferson dan Lorie Logan mengenai kemungkinan tidak adanya kenaikan suku bunga acuan AS lagi.
"Ekspektasi pasar bahwa suku bunga akan bertahan di akhir tahun terlihat meningkat dari 57 persen menjadi 74 persen, menurut CME FedWatch Tool," ujarnya.
Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS juga terlihat mengalami penurunan, untuk tenor 10 tahun turun dari kisaran 4,8 persen ke 4,6 persen.
Namun, menurutnya, peluang pelemahan rupiah di pekan ini tetap terbuka apabila data ekonomi AS, terutama data inflasi yang akan dirilis pada Rabu dan Kamis ini menunjukkan kenaikan inflasi yang menjauhi level target 2 persen.
"Selain itu, konflik di Timur Tengah juga masih bisa mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman dan memicu penguatan dolar AS lagi," tambah Ariston.